Mohon tunggu...
Trisni Setya.NS
Trisni Setya.NS Mohon Tunggu... Bisa memberikan manfaat untuk orang lain walau hanya sebulir debu adalah sesuatu yang memberikan energi positif pada diri kita

Dr ruang bc sekolah hingga dapur rmh, setiap kisah py rasa. Aku, Trisni Setya.NS, penulis dr Yogya mnghdrkan inspirasi n nilai2 kehidupan mll karya spt Tuntunlah Aku di JalanMu, Ketika Hati Bicara, Saka Gudeg Tukul ing Rasa, Writing Yes I Can dll

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Tuntunlah Aku Di JalanMu ( Novel Religi I )

3 September 2025   13:05 Diperbarui: 3 September 2025   14:06 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cover Tuntunlah Aku di JalanMu,

Waktu satu minggu tidaklah lama, semua bisa diatur sesuai jadwal. Terkadang ayah dan kedua kakaknya yang ke Yogya tapi sebaliknya juga  kalau ayah dan kakaknya sedang banyak agenda giliran Rahma dan ibunya yang ke Bandung.

Terkesan keluarga Iskandar Wijaya sangat mandiri dan berhasil dibidang ekonomi. Terbukti, perusahaan yang di Bandung banyak menggunakan tenaga lingkungan masyarakat sekitar. Apalagi di Yogya keluarga ini juga mempunyai ruko-ruko yang di sewakan.

Sebagai anak perempuan satu-satunya terkadang Rahma ingin diperhatikan oleh keluarganya tapi rasa tanggung jawab besar membuat dirinya kadang menangis sendiri.

Kalau sudah tidak bisa menahan rasa sedihnya, gadis itu hanya bisa menelfone ayahnya atau kakak-kakaknya. Rasa sedih melihat ibunya, melihat ayah dan kakak-kakak tercintanya jauh darinya.

"ayah bujuk mas Dimas atau mas Rangga untuk tinggal di sini..." Rujuk Rahma dengan merengek tak kuasa menahan rasa sesak di dadanya.

"Rahma sayang... kita kan sering berkumpul...jangan manja seperti itu ya... kamu sudah kelas tiga SMA... sebentar lagi kamu ujian  kuliah juga. Bersyukur dengan kondisi kita saat ini sayang...banyak orang diluar sana yang kondisinya jauh dibawah kita. Mau makan saja susah, tempat tinggal tidak punya, tidak punya ayah ibu... jangan bersedih...kamu harus banyak bersyukur, ikhlas dan yang jelas setiap apa yang terjadi pada kita kita harus husnodzon. Tidak boleh negative thinking...." Ucapan-ucapan Pak Iskandar masuk kedalam hati Rahma. Gadis itu menyerap kata-kata ayahnya dengan sempurna. Wal hasil aura gadis itu kelihatan keluar.

"heeeeemmmmm... iya Ayahku sayang juga..." ucap Rahma sedikit lega dengan kalimat-kalimat sang ayah yang bijak. Mencoba untuk memberikan pengertian putri tunggalnya.

"nah...itu baru anak ayah tersayang... jaga ibu ya sayang... ibu baru apa?" ucap Pak Iskandar memuji putri satu-satunya.

"baru tidur habis minum obat..."

" ya sudah... sekarang sudah malam lanjutkan kalau mau belajar habis itu tidur besuk pagi biar tidak kesiangan ya... sudah dulu ya nak....Wassalamu'alikum..."

Telfone ditutup, suasana kembali sepi Rahma menengok kamar ibunya. Di pandanginya tubuh kurus itu. Tak terasa air matanya keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun