2. Upacara Pernikahan: Perpaduan Tradisi dan Modernitas
Di Jepang, ada dua jenis upacara pernikahan utama yang paling populer.
Pernikahan Shinto (Shinzen Shiki)
Ini adalah upacara tradisional yang sakral, biasanya diadakan di kuil Shinto.
- Busana: Mempelai wanita mengenakan kimono putih suci yang disebut shiromuku, lengkap dengan tudung kepala putih. Pakaian ini melambangkan kemurnian dan kesiapan untuk "diwarnai" oleh keluarga barunya. Mempelai pria mengenakan kimono formal berwarna hitam.
- Ritual Kunci: Salah satu ritual paling penting adalah san-san-kudo (tiga-tiga-sembilan), di mana pasangan minum sake dari tiga cangkir berbeda, melambangkan ikatan mereka dengan tiga cangkir sake. Upacara ini sangat khusyuk dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat.
Pernikahan Gaya Barat
Pernikahan gaya Barat menjadi semakin populer, diadakan di kapel atau hotel. Mempelai wanita biasanya mengenakan gaun pengantin putih. Upacara ini lebih santai dan seringkali lebih mudah bagi teman-teman untuk hadir.
Resepsi (Hiroen)
Terlepas dari jenis upacara, resepsi pernikahan adalah acara terpisah yang sangat formal. Pasangan biasanya berganti pakaian beberapa kali. Tamu undangan memberikan amplop berisi uang tunai yang disebut shūgi sebagai hadiah. Resepsi ini adalah tempat pidato dari atasan, teman, dan anggota keluarga, yang menjadi simbol pengakuan sosial atas pernikahan tersebut.
3. Peran Suami dan Istri Setelah Menikah
Peran suami dan istri di Jepang memiliki akar yang dalam dari sistem patriarkal, meskipun perlahan-lahan berevolusi.
- Peran Suami: Secara tradisional, suami adalah pencari nafkah utama (shujin). Peran utamanya adalah bekerja keras untuk menafkahi keluarga. Ini sering kali melibatkan jam kerja yang sangat panjang, komitmen untuk bersosialisasi dengan rekan kerja, dan jarang memiliki waktu untuk urusan domestik atau membesarkan anak.
- Peran Istri: Secara tradisional, istri adalah pengelola rumah tangga (okusan). Perannya berpusat pada mengurus rumah, mengelola keuangan keluarga, dan membesarkan anak. Banyak wanita Jepang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga profesional setelah memiliki anak. Peran ini sangat penting, terutama dalam pendidikan anak. Istilah kyōiku mama (ibu pendidikan) menggambarkan peran ibu yang sangat berdedikasi untuk memastikan keberhasilan akademis anak-anaknya.
Meskipun peran-peran ini masih sangat lazim, ada tren yang berkembang di mana pasangan modern berusaha untuk memiliki peran yang lebih seimbang. Namun, perubahan ini terjadi secara bertahap, dan struktur keluarga tradisional masih menjadi pilar utama masyarakat Jepang.