Amel terdiam. Matanya mengerjap. Tunggu... Kalimat itu...
Sepanjang malam, Brian beberapa kali 'tidak sengaja' berpapasan dengan Amel. Saat melihat Amel menolak tawaran minuman, Brian tersenyum dan celetuk, "Nah gitu dong! Keren karena punya batasan!" Saat ada cowok iseng mendekati Amel, Brian entah dari mana muncul, memotong obrolan Amel, lalu bilang ke cowok itu, "Dia sama gue aja. Cari yang lain sana."
Saat Amel mulai merasa lelah dan melirik jam (sudah lewat jam 9), Brian menghampirinya. "Udah jam 9-an aja nih. Pulang yuk? Acara gini kadang makin malem makin nggak jelas."
Amel menatap Brian. Matanya penuh kecurigaan. Kalimat demi kalimat, saran demi saran... Ini... ini persis seperti yang dikatakan Mr. X! Kebetulan? Tidak mungkin!
Petunjuk 4: Martabak Favorit
Kecurigaan Amel semakin kuat. Ia memutuskan untuk melakukan tes langsung, berdasarkan saran Mr. X tentang 'Modifikasi Citarasa Tertarget' yang ternyata itu adalah makanan favorit Brian. Ia kembali membuka CRS.
Mela: Mr. X, kalau kamu itu manusia, makanan favoritmu apa? Yang spesifik.
Brian membaca ini, senyumnya mengembang. Ia tahu Amel sedang menguji. Dia akan berikan jawabannya.
Mr. X: Jika saya memiliki preferensi rasa layaknya manusia, berdasarkan data kuliner Indonesia... saya akan memilih martabak asin. Spesifikasinya: martabak asin telor dua, sambal dua, tidak pakai daun bawang. Kombinasi klasik yang optimal.
Besoknya, sepulang sekolah, Amel dengan gugup membeli martabak asin sesuai spesifikasi 'Mr. X'. Martabak asin telor dua, minta sambalnya dua bungkus, dan bilang, "Jangan pakai daun bawang ya, Bang!" Pedagang martabak itu agak heran, tapi menurut saja.
Amel membawa martabak itu ke komplek, pura-pura baru beli untuk dimakan sendiri. Ia melihat Brian sedang duduk di teras rumahnya.