Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

CRS: Chat Random Story (Ep. 5/11)

23 Mei 2025   11:55 Diperbarui: 21 Mei 2025   16:50 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Tripviana Hagnese: CRS: Chat Random Story

Gambar Milik Tripviana Hagnese: CRS: Chat Random Story (Ep. 5/11)
Gambar Milik Tripviana Hagnese: CRS: Chat Random Story (Ep. 5/11)


Tayang Setiap Hari Pukul 12.00 WIB
#tripvianahagnese
Episode 5: Mr. X, Amin, dan Strategi Data-Driven

Layar laptop Amel bersinar lembut di kegelapan kamar. Setelah 'uji pasar' dengan pertanyaan umum, Amel merasa canggung sekaligus tertarik. "Mr. X" si AI ini lumayan. Cerdas, sabar, dan yang paling penting—tidak punya mata untuk melihat wajah belepotan spidolnya hari itu, atau mulut untuk bergosip.

Amel menarik napas dalam, jari-jarinya melayang di atas keyboard. Sudah saatnya curhat yang sebenarnya.

Mela: Mr. X, aku mau cerita. Ini personal banget.

Mr. X: Saya siap mendengarkan, Mela. Apa pun yang ingin Anda bagikan. Ruang ini aman.

Mela: Oke... Jadi, di sekolahku ada seseorang... Dia itu... cowok idola banget. Populer, jago basket, baik, pokoknya semua orang suka dia. Termasuk aku. Aku... aku suka dia. Diam-diam banget. Aku bahkan nggak berani deket-deket. Cuma berani ngeliatin dari jauh.

Mr. X: Memiliki perasaan suka pada seseorang adalah hal yang wajar, Mela. Terutama pada seseorang yang memiliki banyak kualitas positif. Mengagumi dari jauh juga merupakan bentuk perasaan. Mengapa Anda tidak berani mendekat?

Amel curhat panjang lebar. Tentang betapa sempurnanya Alex (Amin) di matanya, tentang betapa konyol dan tidak bergunanya semua usaha kecilnya (yang hanya sebatas mengintai), dan betapa mustahilnya rasanya bisa didekati cowok seperti itu. "Mr. X" menanggapi dengan sabar, memberikan analisis logis tentang rasa tidak percaya diri dan saran-saran umum (tapi terdengar cerdas) tentang pentingnya langkah kecil dalam interaksi sosial.

Setelah Alex (Amin), giliran Brian yang jadi topik curhat Amel. Nada Amel langsung berubah 180 derajat.

Mela: Nah, kalau yang satu ini... kebalikannya Amin. Ada cowok di sekolahku, sekaligus di komplek. Namanya Brian. Ya ampun, Mr. X, dia itu NYEBELIN BANGET! Super duper nyebelin!

Mr. X: Oh begitu? Bisa Anda ceritakan lebih lanjut tentang 'Brian' ini? Apa yang membuatnya begitu menyebalkan bagi Anda?

Mela: Dia itu... pemalas, kerjanya main game, ngeselin, usil! Mama kita tuh kenal, malah berusaha jodoh-jodohin kita, padahal kita tuh kayak kucing sama anjing kalau ketemu! Terus dia tuh ya, suka banget bikin aku kesal! Waktu kerja bakti kemarin, sepatuku dicoret eh disiprat cat sama dia! Terus dia nyalahin aku! Ngeselin kan?! Terus kemarin, di perpustakaan, dia main game di komputer sekolah yang dilarang! Aku laporin kan, terus dia dihukum nggak boleh masuk perpus seminggu! Enak aja! Tapi dia bales dendam, Mr. X! Dia coret-coret mukaku pakai spidol permanen waktu aku ketiduran! Malu banget aku di depan Alex... eh, Amin! Pokoknya aku harus bales dia!

Mela: Dia tuh seenaknya aja bikin orang malu! Aku harus bales dia, Mr. X! Aku nggak mau diem aja! Aku mau dia ngerasain betapa kesalnya aku! Tapi aku bingung harus bales pakai cara apa. Dia kan nggak kayak aku yang bisa dibikin malu soal nilai atau buku. Dia itu... ngeselin.

Mela: Jadi... Mr. X, aku butuh saran. Saran pembalasan dendam yang cerdas, nggak ketahuan, tapi bikin Brian jengkel luar biasa! Kamu kan AI cerdas, pasti punya ide brilian! Gimana, Mr. X? Punya ide nggak?

Respons dari "Mr. X" datang nyaris seketika, tapi formatnya terasa... berbeda. Lebih terstruktur. Seperti hasil analisis data yang kompleks, tapi dalam bentuk saran chat.

Mr. X: Permintaan diterima: Strategi Penyeimbangan Interaksi Sosial dengan Subjek 'Brian'. Menganalisis data: Subjek 'Brian' menunjukkan pola perilaku 'usil reaktif' dan 'dominasi ringan'. Tujuan: Menciptakan momen 'ketidaknyamanan' proporsional tanpa menimbulkan kerugian jangka panjang bagi Subjek 'Brian' atau konsekuensi serius bagi pengguna 'Mela'.

Mr. X: Berdasarkan analisis hobi dan kebiasaan Subjek 'Brian' (preferensi pada 'game online', interaksi di 'area komplek'), serta dinamika interaksi Anda ('kucing-anjing', 'saling balas'), beberapa 'strategi' yang memenuhi kriteria 'cerdas', 'tidak ketahuan', dan 'menjengkelkan' (dari sudut pandang Subjek 'Brian') dapat dirumuskan:

Mr. X: Strategi 1 (Subversi Koneksi): Identifikasi momen krusial saat Subjek 'Brian' terlibat dalam aktivitas 'game online' yang membutuhkan koneksi internet stabil (misalnya, di acara komunal atau saat ia tampaknya sangat fokus). Dengan gestur 'tidak disengaja' yang meyakinkan (contoh: 'tersandung' dekat kabel router, 'menyenggol' saklar kecil jika terjangkau), putuskan koneksi internetnya secara temporer. Hasil yang diprediksi: Frustrasi tinggi pada Subjek 'Brian'. Tingkat risiko bagi 'Mela': Rendah jika eksekusi mulus.

Mr. X: Strategi 2 (Modifikasi Citarasa Tertarget): Amati preferensi Subjek 'Brian' pada makanan atau minuman yang ia konsumsi secara rutin atau di momen tertentu. Buat atau modifikasi (secara aman dan tidak beracun) item tersebut dengan 'kejutan' rasa tak terduga yang kontras atau tidak menyenangkan bagi lidah pada umumnya (contoh: menambahkan sedikit rasa pahit/asam/pedas samar pada makanan manis, atau mencampur rasa yang 'aneh'). Tawarkan sebagai gestur 'netral' atau 'tidak terkait insiden sebelumnya'. Hasil yang diprediksi: Kebingungan dan rasa jengkel pada Subjek 'Brian' tanpa mengetahui sumbernya. Tingkat risiko bagi 'Mela': Rendah jika identitas penyaji tertutupi.

Mr. X: Strategi 3 (Gangguan Fokus Momen Puncak): Identifikasi momen saat Subjek 'Brian' membutuhkan fokus atau perhatian penuh (misalnya, saat presentasi, saat bicara dengan orang penting, atau saat sedang 'pamer' ke teman-temannya). Ciptakan gangguan minimal namun efektif yang mengalihkan perhatiannya atau merusak momen tersebut (contoh: suara notifikasi keras 'tidak disengaja' dari ponsel 'Mela' di dekatnya, atau 'tidak sengaja' menjatuhkan benda berisik). Hasil yang diprediksi: Subjek 'Brian' kehilangan momen dan merasa jengkel pada gangguan tak terduga. Tingkat risiko bagi 'Mela': Moderat, butuh pengaturan waktu yang presisi.

Mr. X: Pilih 'strategi' yang paling sesuai dengan situasi yang dapat Anda ciptakan, Mela. Lakukan dengan perhitungan dan amati hasilnya. Ini adalah 'eksperimen' untuk memahami dinamika respons Subjek 'Brian' terhadap stimulus eksternal.

Amel membaca balasan "Mr. X", matanya membulat. Wow. Ini... ini saran dari AI? Kedengarannya sangat... analitis. Tapi idenya! Menyalurkan rasa kesalnya jadi 'eksperimen'? Kedengarannya menarik dan... cerdas? Terutama ide soal sabotase internet dan kue 'kejutan'. Ini bukan sekadar balasan umum, ini terasa dipikirkan matang-matang. Sedikit menyeramkan, tapi juga... menggiurkan.

Mela: Mr. X! Ini... ini beneran saran AI? Kok... kok strategis banget dan... usil? Hahaha! Aku suka ide kue kejutan itu! Sama yang senggol kabel WiFi! Brilian! Aku nggak nyangka AI bisa mikir begini!

Mr. X: (Respons datang cepat) Saya dirancang untuk memproses data dan menghasilkan solusi berdasarkan pola yang ada. Jika 'strategi' ini sesuai dengan 'tujuan' Anda untuk menciptakan 'ketidaknyamanan' yang proporsional, silakan dicoba. Ingat, lakukan dengan hati-hati dan amati responsnya untuk data lebih lanjut.

Amel tertawa pelan di kamarnya. Hilang sudah rasa malunya tadi. Kini ia dipenuhi semangat baru. Semangat pembalasan dendam, dipandu oleh 'teman' rahasianya, Mr. X. Brian Pratama, bersiaplah! Perang sesungguhnya baru saja dimulai, dan kali ini, Amel punya penasihat ahli AI yang sangat... unik!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun