Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi Nomor 237: Yah ... KPK ...

4 Juni 2021   06:43 Diperbarui: 4 Juni 2021   06:49 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://makonitimes.wordpress.com/2015/12/31/new-anti-corruption-boss-for-sierra-leone-who-made-the-shortlist/

Essi 237 -- Yah ... KPK ...
Tri Budhi Sastrio

Komisi yang satu ini memang dibentuk untuk
     terus heboh dan gempar.
Tangkap koruptor kelas teri dan kecoa saja,
     beritanya cepat menyebar,
Apalagi kalau yang ditangkap naik tingkatannya,
     media dalam dan luar
Pasti berebut memberitakan, acungan jempol
     dan pujian naik terlontar.
kemudian ketika tangkapan naik kelas, sekarang
     tikus, kecil atau besar,
Beritanya jelas jauh lebih hebat, dahsyat dan
     gemparnya menyebar liar.
Yah ... namanya saja koruptor kelas tikus, berontak
     dan berputar-putar
Sudah jelas dilakukan supaya dari jaring maut KPK,
     lepas dan terhindar.
Langkah tikus jelas bermacam-macam, semuanya
     bisa di atas standar,
Mulai dari menyewa pengacara handal bertarif
     mahal, ahli menghindar,
Jagoan berkata melingkar-lingkar, pokoknya
     berpihak pada yang bayar,
Sampai ke tukang sulap, dukun santet, ahli
     spiritual, paranormal, agar
Bisa bebas dari tuduhan karena penyidiknya
     linglung seperti kelelawar
Disorot sinar terang, tidak tahu ke mana harus
     terbang, bingung nanar.
Kalau yang tertangkap naik lagi kelasnya, dari tikus
     jadi musang pintar,
Perlawanan yang jauh lebih dahsyat dan hebat
     jelas pasti akan ke luar.
Sekarang tak hanya semua yang telah disebut
     di depan yang diumbar,
Banyak senjata rahasia andalan, termasuk sisa
     kuasa dan ikatan ikrar,
Pasti dipertaruhkan habis-habisan, kalau perlu
     buat penyidiknya gentar.
Kalau yang menyidik gentar, kan peluang untuk
     bebas semakin besar.
Jika naik lagi, musang pintar ke serigala, ya tak
     hanya heboh gempar,
Seluruh langit pasti guncang dan bergetar,
     ini serigala kuat dan pintar,
Tak hanya hidup berkawanan dan jago keroyokan,
     tetapi benar-benar
Punya strategi serangan ... punya kelebihan
     menunggu dengan sabar,
Jika tidak yakin serangan tepat sasaran. tidak
     akan sembarang ke luar.
Yang lebih berbahaya itu gaya pojokkan buruan,
     siapa tak akan gentar,
Jika banyak rahasia digali duluan, kemudian
     digunakan bak mercu suar
Menuntun arah tujuan serangan agar tepat
     sasaran, benar-benar pintar,
Kejam, tidak kenal belas kasihan, yang penting
     lawan koyak lebar-lebar.

Nah, inilah realita yang dihadapi KPK saat ini,
     bukan tikus bukan kecoa,
Bukan musang dan sejenisnya, tetapi sudah
     serigala dan kawanannya.
Cerdik, pintar, punya dana dan kuasa, serta
     sanggup lakukan apa saja,
Guna pojokkan lawan agar tak berdaya dan
     hebatnya ini jarang terasa.
Yang jauh lebih dahsyat dari tidak terasa
     apa-apa, ini kawanan serigala
Bisa muncul kapan saja dan dari mana-mana,
     mulanya terasa tidak ada
Karena memang hanya satu yang tampak di
     depan mata, tetapi tiba-tiba
Tahu-tahu mereka semua sudah ada mengelilingi
     mangsa dan buruannya.
Yah ... terlambat sudah ... tinggal menunggu
     bagaimana taring tajamnya
Mengoyak habis mangsa tidak berdaya, terpojok
     sendirian di sudut sana.

Mulai dari seleksi pimpinan, KPK yang sekarang
     sendirian di pojok sana,
Rasanya sudah berhadapan kawanan serigala,
     karena ada bukti wacana
Sebaiknya komisi dibubarkan saja, habis calon
     pimpinan tak layak semua.
Merasa belum waktunya ... serangan maut ditunda,
     pimpinan muncul juga.
Kawanan serigala kemudian diam dan sepertinya
     tak melakukan apa-apa,
Bahkan dari jauh mereka tampak seperti
     para dewa sedang tersenyum ria.
Ada yang tebar pesona, ada yang puli-puji
     cara kerja KPK, cuma anehnya
Itu lho ... yang namanya korupsi kok ya terus
     saja dimainkan oleh mereka?
Rupanya mereka tetap saja serigala, memang
     senyum seperti para dewa,
Tapi perilaku jahat durjana dibungkus strategi
     culas tapi dahsyat tak terkira
Terus saja dipintal tanpa jeda, makin lama
     makin kuat dan hebat jeratnya.
Jika sarana prasarana tidak ada tambahannya,
     memangnya kalian bisa,
Begitu kira-kira cetak biru taktik kawanan serigala
     guna pastikan mangsa
Benar-benar terpojok tak berdaya tetapi tidak
     merasa kalau itu kondisinya.

Sialnya lagi, mangsa gemuk yang dagingnya
     lezat ini, banyak peminatnya.
Kawanan serigala lain datang menghampiri,
     gunakan taktik maut berbeda.
Kalau tidak ikut dalam ini pesta, eh ... jangan-jangan
     kami jadi korbannya,
Itu alasan kelompok kedua yang kekuatannya
     tidak di bawah yang pertama.
Lho, kok korbannya, memangnya kami ancaman
     jika kalian lurus-lurus saja?
Nah, itulah masalahnya, keinginan sih lurus,
     tetapi ini lho ... para anggota,
Bukankah jelas tidak cukup kalau hanya
     mengandalkan gaji resminya saja,
Jadi kalau berani mengerjai kami, yah ... maaf saja
     jika kami membalasnya.
Untuk kawanan serigala pertama KPK itu hampir
     kewalahan menangkisnya,
Ditambah kawanan yang kedua, yang jelas jauh
     lebih dahsyat kekuatannya,  
Yah, limbung, pening, pusing, sakit kepala,
     pokoknya hampir semua gejala
Tidak enak badan termasuk meriang dan demam
     mulai muncul menggelora.
Tekad memang masih membaja untuk terus maju
     dengan lurus dan terbuka
Tetapi kalau kaki mulai diikat dan dijerat tali lalu
     bagaimana melangkahnya?
Pimpinan memang masih tetap lima dan kokoh
     laksana karang di samudera.
Hempasan dahsyat gelombang samudera tidak
     menggeser karang perkasa,
Ini pertahanannya, tetap kokoh karena konstitusi
     menjaminnya, hanya saja
Kalau serangannya jadi tidak ada, hanya melulu
     bertahan saja, apa guna?
Bertahan pasti penting, tapi komisi ini kan tidak
     hanya untuk bertahan saja,
Harus balas menyerang, kalau tidak kapan
     tuh kecoa, tikus, musang, serta
Serigala dapat dibasmi dimasukkan ke penjara
     kalau hanya bertahan saja?

Manakala tangan kaki telah terikat semua pada
     akhirnya, karena serigala
Ternyata muncul dari mana-mana, di semua lini
     tampaknya terusik semua,
Sekarang pada keluar tunjukkan taring dan
     geramannya, ya ini berbahaya.
Mangsa gemuk sendirian saja, kaki tangan tampak
    telah diikat tak berdaya,
Melangkah ke sana tak bisa, ingin ke sini tak ada
     jalannya, lalu bagaimana?
Tenang saja ... kan masih ada panglima bijaksana
     yang membawa senjata,
Kalau beliaunya mau turun tangan menembak
     tuh kepala kawanan serigala,
Bukankah kawanan lainnya akan lari serabutan
     takut mendengar bunyinya?
Aha ... benar juga ... hanya saja, panglima kita ini
     sering diam tak bersuara,
Berlama-lama, juga punya hobi tidak melakukan
     apa-apa, jadi bagaimana?
Diam memang ada bagusnya, tetapi kalau keadaan
     genting eh diam saja,
Kan kami juga yang babak belur melaksanakan
     tugas dan amanat negara.
Belum lagi kalau diamnya benar berlama-lama,
     seperti tidak ada akhirnya,
Kami sudah hampir bangkrut dan gulung tikar,
     ternyata revisi PP 63/2005
Masih tetap berada di awang-awang bersama
     dengan si panglima negara
Yang mungkin sedang bermimpi atau melamun
     semuanya telah sejahtera.
Yah ... bagaimana ini bunda pertiwi, ke mana
     kami harus mengadukannya?
Rakyat memang akan serentak membela ... jika
     kami sampai memintanya,
Tetapi ini kan sama saja dengan melawan
     panglima, yah ... kami KPK ...
Berani, jujur, lurus, terbuka serta semua
     langkahnya setia pada uu negara.

Nyiur melambai di tepian pantai, bulat harmoni
     naungi laut serta samudera.
Pekerjaan banyak yang belum selesai, tekad kami
     maju taut pantang jeda.

Essi nomor 237 -- POZ06122012 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun