Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi Nomor 182: Betapa Banyak yang Tersia-sia...

12 April 2021   10:54 Diperbarui: 12 April 2021   11:19 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.yourquote.in/

Essi 182 -- Betapa Banyak Yang Tersia-sia ...
Tri Budhi Sastrio

Betapa banyak karunia yang diberikan Sang Mahapemurah
     pada manusia
Tapi sayang betapa banyak yang tersia-sia, hanya saja
     yang lebih bahaya,
Ternyata karunia melimpah berlalu begitu saja karena
     memang disia-sia.
Ya, disia-sia, betapa sayang, yang tersia-sia saja
     terlalu banyak jumlahnya,
Mengapa masih harus ditambah dengan yang disia-sia ...
     betapa bodohnya.
Karunia yang tersia-sia, walau tetap tidak bisa diterima,
     karena sebenarnya
Tentu saja bisa tidak tersia-sia jika pemahaman
     memadai ada dalam kepala
Disertai dengan tekad membaja dalam dada guna
     laksanakan perintah mulia.
Sedangkan karunia yang disia-sia tentu saja benar-benar
     tidak bisa diterima.
Mengapa? Ha ... ha ... ha ... karena satu saja alasannya ...
     karena ini tanda
Betapa bodohnya manusia yang dengan sengaja
     sia-siakan karunia mulia.

Sang Nabi Utusan Surga memberikan perintah yang
     gamblang tidak terkira,
Dicatat dengan tinta emas oleh muridnya yang amat
     sangat dapat dipercaya.
Dan karena sebelumnya Sang Mahakuasa sendiri
     pernah menurunkan sabda
Dialah Putra yang Kukasihi, kepadaNya Aku berkenan,
     maka dengarkanlah Dia,
Karenanya apa yang disampaikan sang utusan dan
     diabadikan para muridnya,
Sama seperti perintah Sang Mahakuasa sendiri, ya ayo
     dengarkan sabdaNya.
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu,
     itu sabda Sang Utusan Sorga,
Dan janganlah menolak orang yang mau meminjam
     dari padamu, tegasnya.
Perintah ini tampaknya memang sederhana, tapi lihatlah
     fakta dan realitanya.
Ada berapa banyak yang akan selalu memberi manakala
     ada yang meminta?
Ada berapa banyak yang selalu meminjamkan ketika ada
     yang mendamba?
Ini perintah dari yang mahakuasa disampaikan lewat
     UtusanNya yang mulia.
Perintahnya sederhana, gamblang, tidak memerlukan
     orang pintar segala
Jika hanya ingin memahaminya, tetapi kenyataannya
     benar-benar luar biasa.
Segala daya dan upaya -- kadangkala dengan sadar --
     dicipta dan direkayasa
Guna menolak mereka yang meminta, guna jauhkan
     para peminjam pada kita.

Sang Nabi Utusan Sorga yang kecerdasanNya jelas
     sekali amat sangat luar biasa
Memang menambahkan setelahnya bahwa siapa saja
     diberi hak untuk meminta.
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah,
     begitu sabda tambahannya
Maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu
     akan dibukakan bagimu, aha,
Bukankah semakin jelas sekarang bahwa tolok ukur
     utamanya pada sesama?
Semua permintaan pada sang maha kuasa, pasti akan
     diberikan pada manusia,
Semua yang dicari oleh manusia pasti akan ditemukan,
     semua pintu akan dibuka.
Pendek kata semua yang diminta dan dimohonkan
     oleh manusia, ya jawabnya,
Tetapi ya itu tadi, jika ingin diberi apa yang diminta,
     jangan tolak yang meminta,
Jika ingin dikabulkan apa yang didamba, jangan usir
     yang datang dan menghiba.
Jika kelak ingin dibukakan pintu sorga, jangan tutup
     semua pintu bagi sesama.
Perintah yang mudah, jelas, sederhana, gamblang,
     dan tentu saja berwibawa,
Karenanya memang jadi mengherankan setengah mati
     dan sulit akal mencerna.
Banyak orang rajin meminta tetapi manakala harus
     memberi, pelitnya luar biasa.
Banyak orang sangat rajin mendamba pinjaman ampunan
     dari yang mahakuasa,
Tetapi manakala ada sesama bersalah, eh ...
     ternyata banyak juga alasannya.
Banyak orang sangat ingin pintu surga selalu terbuka,
     tetapi pintu hati miliknya
Dikunci rapat-rapat manakala ada sesama yang
     memerlukan belas-kasihnya.
Yah ... benar-benar sulit dicerna, karunia begitu berlimpah,
     eh semua disia-sia.

Karenanya senyampang banyak orang merasa
     sekarang saat dan masanya
Lebih memahami kemudian menjalankan semua
     perintah sang utusan surga
Catatan kecil ini jika bisa jadi pemantik kecil saja
     guna menggugah kelamnya
Sukma jiwa yang terlalu lama dijerat gulitanya
     kepentingan diri sendiri semata
Walau hanya sekejab tetapi manakala dapat
     memantik cahaya konsep sukma
Sehingga berpikir betapa beruntungnya jika
     banyak sesama datang meminta,
Dan bukan malahan menggerutu berkepanjangan
     sambil cari daya rekayasa
Guna mengusir mereka semua, maka betapa
     hebatnya ini pemantik cahaya.
Yang datang meminta pada kita adalah berkah dan
     karunia dari yang kuasa.
Kalau tak ada mereka lalu bagaimana bisa manusia
     menjalankan perintahNya?
Ayo ganti paradigma hama menjadi paradigma
     berkah dan karunia dari surga.

Memberi ampunan pada sesama khususnya mereka
     yang hina dan tak disuka,
Juga bukan main sulitnya apalagi jika dalam kepala
     keberadaan mereka semua
Bukannya dianggap sebagai limpahan berkah dan
     karunia dari yang mahakuasa
Tetapi sebagai hama pengganggu ketentraman dan
     kedamaian hidup di dunia.
Ayo, ubah semua konsep yang ujung-ujungnya hanya
     merugikan diri sendiri saja.
Mereka ada banyak di dunia dan datang menghampiri
     kita semata-mata karena
Tuhan yang mahapemurah berkenan memberi limpahan
     berkah dan karuniaNya.
Tanpa mereka lalu bagaimana kita bisa memberi
     ampunan yang menurut sabda
Sang Nabi Utusan Sorga merupakan syarat nan pertama
     dan yang paling utama
Agar ampunan dari sang mahakuasa juga berhak
     diperoleh atas dosa-dosa kita?

Berkah dan karuniaMu melimpah tidak berkesudahan
     dan ada di mana-mana.
Syukur pun dipanjatkan atas semuanya karena tanpa
     kehadiran mereka semua
Bagaimana bisa menjalankan perintah dan sabda
     lewat Sang Nabi Utusan Sorga?
Kalau perintah dan sabda tidak bisa dijalankan lalu
     bagaimana ke tempat mulia?
Peminta-minta ada di mana-mana, orang yang hina dunia
     juga banyak stoknya,
Apalagi kita semua bukankah juga tergolong para
     peminta-minta dan yang hina?
Terima kasih tidak terhingga karena berkah serta karunia
     melimpah tersedia ...
Jangan sampai semuanya tersia-sia apalagi dengan
     sengaja memang disia-sia.
 
Essi nomor 182 -- SDA02082012 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun