Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi Nomor 181: Lho, Kalah Kok Nggak Boleh?

12 April 2021   09:15 Diperbarui: 12 April 2021   09:25 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.newyorker.com/

Essi 181 -- Lho, Kalah KOK Nggak Boleh?
Tri Budhi Sastrio

Yang namanya pertandingan biasanya hanya ada
     tiga hasilnya,
Tetapi ada sangat banyak pertandingan yang hasilnya
     hanya dua.
Kalau bukannya kalah, ya menang ... kalau seri? ...
     yah biasanya
Tanding terus sampai ada yang kalah atau menang,
     ha ...ha ... ha ...
Nah filosofis dan realitas mendasar seperti inilah
     yang seharusnya
Menjadi pegangan bagi penyelenggara pertandingan
     di mana saja.
Singkat kata dalam satu pertandingan pasti ada
     yang menang, juga
Pasti ada yang kalah, jika seri tidak lagi menjadi opsi
     yang utama.
Satu pihak akan menang, satu pihak akan kalah,
     inilah realitasnya.
Satu pihak boleh menang, satu pihak boleh kalah,
     inilah faktanya.
Tidak mungkin dua-duanya kalah, tidak mungkin
     juga keduanya
Tiba-tiba saja jadi pemenang, walau pernah juga sih
     terbetik berita
Ada juara kembar namanya, dalam artian
     pemenangnya ada dua.
Tetapi ini memang jarang dan karenanya bolehlah
     dilupakan saja.
Hanya ada satu juara pertama, satu juara kedua,
     satu juara ketiga.
Dan untuk menentukan digunakanlah cara yang
     paling berterima,
Ada yang kalah ada yang menang, boleh kalah
     boleh menang ya.

Karena olahraga tujuan utamanya bukan
     semata-mata jadi juara
Maka biasanya olahraga sarat dengan apa
     yang namanya etika.
Etika yang paling mendasar dan utama dalam
     dunia olahraga
Tampaknya berkisar pada satu topik utama
     dalam dunia mereka
Tidak boleh curang namanya, dan itulah sebabnya
     peran kerja
Para wasit dan panitia pengawas sangatlah penting
     dan utama.
Bahkan menggunakan bahan-bahan tergolong obat
     kuat segala
Larangannya sangat jelas, tegas, berwibawa
     dan yah berterima,
Artinya jika atlet karena ingin menjadi juara
     gunakan obat dewa,
Kemudian wasit dan panitia pengawas dapat
     membuktikannya,
Maka sanksinya jelas, status juara pasti akan
     dicopot segera.

Semua atlit yang ingin menjadi juara tidak boleh
     melanggar etika.
Jika ingin menang dan mau menjadi juara,
     patuhi aturan mainnya.
Jangan gunakan obat kuat segala, gunakan
     saja energi tenaga
Yang berasal alami dari jiwa dan raga buah kerja
     latihan usaha
Singkat kata, asumsinya adalah semua atlit tentu
     ingin jadi juara.
Lalu bagaimana andaikata jalan menuju ke tangga
     juara pertama
Dipersepsi harus dilalui dengan teknik dan taktik
     mengalah segala?
Apakah ini boleh dan tidak melanggar prinsip etika
     utama olahraga?
Jawabannya sebenarnya sederhana, kalau menang
     boleh diusaha,
Lalu bagaimana kalah dianggap salah dan langgar
     etika utama?
Tetapi untuk ini sudah ada aturan mainnya,
     siapa saja hendaknya
Berusaha sekuat tenaga jadi pemenang dan
     bukannya kalah semata.
Karenanya mereka yang sengaja mengalah,
     langgar etika namanya.
Ha ... ha ... ha ... mungkin inilah biang keladinya ...
     ha ... ha ... ha ...
Saksikan atlit yang sengaja mengalah, memang bisa
     muak melihatnya,
Tetapi kalau menang merupakan hak seorang atlit
     jika memang bisa,
Lalu mengapa kalah juga bukan hak jika ada atlit
     menginginkannya?
 
Essi nomor 181 -- SDA02082012 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun