"Ada tuanku Putri!" jawab Palupi mantap. "Hamba pikir, tidak ada bunga lain yang cocok dan sepadan disandingkan dengan Rembulan, kecuali bunga ini. Bunga Bintang teman yang tepat untuk Rembulan."
Palupi berhenti sejenak menatap Putri Puspita sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya.
"Mengapa tuanku Putri repot-repot mencari bunga yang cocok untuk disandingkan dengan Rembulan sementara alam telah menyediakan bunga yang tepat untuk pasangannya? Bukankah kalau malam hari tuanku Putri bisa melihat Bunga Bintang berkelap-kelip indah menemani Sang Rembulan? Nah, itulah Bunga Bintang yang hamba maksudkan, yang tidak bisa dilihat kalau siang hari dan tidak bisa dipetik kalau bukan malam hari!"
Putri Puspita menatap dayangnya dengan pandangan kagum. Betapa sederhana jawaban Palupi, cuma anehnya mengapa hal itu tidak terpikirkan olehnya. Juga benar kata-kata dayangnya, mengapa dia harus repot-repot memikirkan bunga untuk sandingan Rembulan, sementara Alam telah menyediakan bunga penghias yang indah itu?
Diam-diam putri Puspita tersenyum. Tersenyum akan tingkahnya sendiri selama ini.