Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Blogger

Tips belajar, self development, bisnis, dan solopreneur banyak saya tulis di sini: pinterim.com | Ada hadiah kecil gratis untukmu di sana.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mindfulness Bukan Mengosongkan Pikiran, tapi Mengisinya dengan Realitas Saat Ini

16 Agustus 2025   10:54 Diperbarui: 16 Agustus 2025   15:30 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak hanya versi formal, Anda juga bisa melakukan meditasi/mindfulness dengan menyadari aktivitas (Sumber: olah gambar dengan Meta AI oleh Penulis)

 

Berhenti dan luangkan waktu sejenak. Tutup mata Anda dan mulai sadari ke mana pikiran berkelana. Seringkali, pikiran kita bergerak ke masa lalu dan masa depan; menyesali yang telah lewat dan mengkhawatirkan yang akan datang. Dua hal inilah yang sering menjadi sumber kecemasan kita dan dapat menjadikan hidup kurang berkualitas jika tidak disadari.

Padahal, jika kita sadari, dua momen tersebut (masa lalu dan masa depan) sejatinya tidak ada. Yang ada hanyalah "saat ini". Inilah satu-satunya realitas yang kita miliki. Terseret ke waktu imajiner menyebabkan kita lupa menikmati momen sekarang (present = hadiah; waktu yang benar-benar sedang dihadiahkan Tuhan untuk kita). Inilah sesungguhnya kerugian terbesar itu.

Bagaimana Cara Kembali ke "Saat Ini"?

Salah satu teknik self-help yang teruji secara ilmiah---dikembangkan oleh para psikolog klinis dalam kerangka ACT (Acceptance and Commitment Therapy)---adalah mindfulness. Teknik ini terbukti secara ilmiah dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas diri.

Mindfulness adalah kemampuan untuk secara sadar mengarahkan perhatian kita pada apa yang terjadi saat ini dan di sini---baik secara internal (perasaan, pikiran, sensasi tubuh) maupun eksternal (suara, suhu, tekstur)---tanpa melakukan penilaian. Kita cukup membiarkan semua itu terjadi dan menyadarinya sepenuhnya. Tujuannya bukanlah melupakan masa lalu dan masa depan, melainkan melatih kemampuan untuk mengarahkan fokus kembali ke "saat ini".

Bukan Sekadar Omong Kosong: Kata Sains Tentang Pikiran Anda

Teknik ini bukan hanya ide spiritual dari kalangan new age. Psikolog klinis telah mengamati bahwa sebagian besar hidup kita berjalan secara autopilot. Artinya, badan fisik kita melakukan aktivitas, namun pikiran kita melayang ke mana-mana. Kecenderungan otak ini disebut Default Mode Network (DMN). Latihan mindfulness adalah upaya sadar untuk menurunkan aktivitas DMN dan memperkuat jaringan otak yang berfokus pada tugas saat ini (Task-Positive Network atau TPN). Ini penting, karena yang paling berpengaruh terhadap nasib kita bukanlah apa yang sudah terjadi atau yang akan terjadi, melainkan apa yang kita lakukan SAAT INI.

Dari Stoikisme Hingga Sufisme: Kebijaksanaan yang Sama

Sebuah ajaran penting seringkali muncul di beragam peradaban. Konsep mindfulness pun demikian.

  • Dalam khazanah Islam, ini seringkali menjadi pondasi 'mengenal diri sendiri untuk mengenal Tuhan' yang biasa dilakukan orang yang sedang berperjalanan (salik) menuju Tuhan. Praktiknya menjadi khalwat, tafaqqur, tahannuts, dan i'tikaf. Konsep sufistik ini biasa disebut Ibn al Waqt, bahwa kesadaran kita sejatinya adalah anak dari waktu yang kita lewati setiap detik.
  • Dalam Buddhisme, ada konsep Sati (bahasa Pali) yang berarti kesadaran jernih.
  • Dalam Stoikisme Yunani, ada konsep Prosoche (menjaga perhatian terus-menerus pada momen saat ini).
  • Dalam Hinduisme, ada konsep Dharana dan Dhyana (meditasi/kontemplasi).

Semuanya memiliki makna serupa: fokus pada keberadaan diri, saat ini, di sini.

Toolkit Praktis: 2 Cara Melatih Mindfulness Anda

Secara sederhana, ada dua jenis latihan yang bisa kita pilih:

Praktik Formal:

  1. Ambil posisi duduk yang santai, luruskan punggung, letakkan telapak kaki di lantai, dan pejamkan mata.
  2. Rasakan semua sensasi yang ada di panca indra Anda: suhu dan tekstur di kulit, bau yang masuk ke hidung, suara yang terdengar di telinga.
  3. Tarik dan hembuskan napas dengan sadar, dan rasakan sensasinya. Tujuannya bukan menghentikan pikiran, tapi belajar menambatkan perhatian kita pada kondisi saat ini.

Praktik Informal (dalam kehidupan sehari-hari):

  1. Latih diri untuk tidak melakukan multitasking pada aktivitas harian. Pilih beberapa aktivitas untuk dimulai, seperti: makan, mandi, atau mencuci piring.
  2. Saat melakukannya, rasakan dan sadari setiap sensasi yang mampir di indra Anda. Syukuri dan terima sebagai karunia tanpa menilainya baik atau buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun