Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Blogger

Tips belajar, self development, bisnis, dan solopreneur banyak saya tulis di sini: pinterim.com | Ada hadiah kecil gratis untukmu di sana.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Merasa Takut Menulis? Dua Buku Ini Mungkin Jawabannya

5 Agustus 2025   06:59 Diperbarui: 5 Agustus 2025   12:38 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semua orang berproses dalam menulis mulai sejak dini | Sumber: dokumentasi Pribadi

Suatu pagi di hari Minggu, saya duduk di bawah pohon dan membaca epilog yang ditulis oleh Emha Ainun Najib untuk buku Sejarah Otentik Nabi Muhammad SAW karya Prof. Dr. Husain Mu'nis (diterjemahkan oleh Dr. Muhammad Nursamad Kamba). Satu pertanyaan terus berulang di kepala saya: "Bagaimana bisa seseorang merangkai kata seindah dan sedalam ini?"

Cak Nun (sapaan akrab Emha Ainun Najib) mampu menyajikan gagasan, pasemon, sindiran, dan tafsir uniknya menjadi sebuah rangkaian tulisan yang bernas sekaligus menggugat. Perpaduan sempurna antara intelektualitas dan jiwa seni yang tinggi.

Kekaguman itu dengan cepat berubah menjadi sebuah pertanyaan yang lebih praktis, sebuah pertanyaan yang mungkin juga Anda miliki. Ini bukan lagi tentang 'bakat', tapi tentang 'proses'. Latihan spesifik seperti apa yang bisa membawa seorang penulis pemula untuk bisa mencapai level kualitas seperti itu?

Pencarian saya atas jawaban itulah yang akhirnya mempertemukan saya dengan buku Free Writing karya Hernowo (alm.).

Singkat cerita, saya mendapatkan semacam validasi bahwa "menulis ya menulis saja". Sangat jarang seorang penulis bisa langsung menghasilkan tulisan yang bagus pada draf pertama. Apalagi untuk pemula seperti saya, menjadi beban tersendiri jika ada ekspektasi untuk langsung sempurna.

Bebaskan Diri dengan "Free Writing"

Teknik Free Writing yang dimaksud di sini yang bisa kita coba seperti ini: setel timer selama 10-15 menit dan buka aplikasi menulis (atau siapkan buku dan pena). Saat timer dimulai, tuliskan saja semuanya yang ada di dalam pikiran. Apapun, tanpa merasa terintimidasi, tertekan, harus bagus, harus sempurna, harus memiliki manfaat, dan pertimbangan lainnya. 

Tulis saja semua karena tujuan dari Free Writing adalah memecah kebuntuan menulis dan melatih tangan dan otak agar sinkron mengeluarkan apa yang dipikirkan menjadi sebuah tulisan berwujud.

Setelah fase menulis bebas, Pak Hernowo mengajak kita naik tingkat untuk menjadikan menulis sebagai aktivitas "mengikat makna"---istilah khas beliau. Artinya, kita mengikat makna dari apa pun yang kita temukan dalam kehidupan, baik dari perenungan, konten yang dinikmati, buku yang dibaca, atau peristiwa berkesan yang tiba-tiba muncul. Setiap 'input' itu selayaknya menjadi pemicu untuk menuliskannya, tidak peduli seberapa carut-marut hasilnya.

Mengikat Makna dengan Kerangka P-K-A

Template yang ditawarkan Pak Hernowo pada fase ini adalah: tuliskan perasaan yang muncul terhadap konten yang baru kita konsumsi. Sedih, marah, kecewa, atau bahkan bingung. Tuliskan secara deskriptif. Setelah itu lanjutkan dengan kesimpulan yang kita tangkap dari konten/pengalaman tersebut. Jelaskan dengan bahasa kita sendiri.

Dan bagian yang terakhir, berikan argumen pribadi kita atas informasi baru yang kita pelajari; apakah kita menerima sepenuhnya, mempertanyakan, memberikan perbandingan, atau menolak gagasan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun