Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Segelas Teh Selepas Bersuci

10 Mei 2021   23:17 Diperbarui: 10 Mei 2021   23:19 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Segelas teh Selepas Bersuci | Dok. Manki Kim - unsplash.com

Menjelang subuh aku terbangun sendiri
Kuraba jeding bersumber dari sungai
Tak ada pancuran wudu di sini
Hanya gayung dengan air segar dingin sekali

"Mas, ini sajadahnya buat besok. Kucari-cari ternyata masih ada di dasar lemari,
-Kemarin sebelum tidur, tuan rumah menitipkan pesan begini:-
Sisa milik ibu yg sudah lama tak dipakai."

Kugelar sajadah itu selepas bersuci sendiri
Sujud dan bertafakur melihat ke diri
Di tengah desa yg baru pertama kali ku hampiri

Tak ada suara azan di sini
Gantinya adalah sayup-sayup mantra silih berganti
Aku tak tahu artinya apa, yang jelas daya magisnya sampai ke hati
Mantra itu mengikutiku di belakang saat sujud di atas bumi
Alunan ritmisnya berdesakan dengan wirdul latif
Tak pernah terbayangkan bisa menyatu, tapi jelas keduanya untuk Tuhan sawiji

***

Matahari semakin menerangi bumi
Ayam berkokok memulai pagi
Ini bukan gambaran artifisial elegi
Tapi memang inilah desa sejati

Aku benar duluan menyambut pagi
Tapi mereka gesit juga seperti mau lari
Para tuan rumah yang baik hati
Memulai hari dengan jampi

Dupa dinyalakan menggunakan api
Diantarkan bareng dengan sesaji
Khidmat khusuk mengunjungi diri
Yang sedang berhadapan dengan Hyang Widhi

Kucium aroma dupa yang wangi
Menyatu dengan dinginnya pagi
Dan suasana magis yg menyelimuti
Mulainya denyut desa ini

Kulongok keluar suasana sunyi
Setiap rumah sudah tampak gerak-gerik penghuni
Rumah yg taat Asta Kosala Kosali
Dan penghuni yg taat darma bhakti

Kutanya pada tuan rumah selepas bhakti
Apakah di sini semua begini setiap hari?
Dia jawab ya begitulah di sini setiap hari
Tanpa jeda sampai mati

Sang ibu pemilik sajadah datang menghampiri
Sambil membawa nampan berisi
Dua gelas bening setengah terisi
Teh sajian wedang di pagi hari

Aku ucapkan terima kasih
Ibu itu tersenyum sambil permisi
Tak lupa ucapkan selamat menikmati
Pada diriku dan anaknya yang lelaki

Ada satu yg masih mengganjal di hati
Kutahan-tahan sejak semalam sampai ganti hari
Ku beranikan tanya mengkonfirmasi
Kisah apakah yang sebenarnya terjadi?

"Bli, kok bisa di rumah ini ada sajadah buat saya salat tadi pagi? "
"Oh iya itu pernah dipakai Ibu dulu sekali."
"Kenapa sekarang sudah tak dipakai lagi?"
"Ya karena sudah ganti pergi ke padmasari."

Aduh aduh.. Panas sekali segelas teh ini...
Berbeda sekali dengan dinginnya air bersuci pagi tadi...

(BKL)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun