Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Toleransi Takjil Ramadan yang Dirindukan

16 April 2021   08:18 Diperbarui: 16 April 2021   10:56 2732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sore hari bulan Ramadan di depan Masjid Jamik Pangkalpinang | Dok. Diko - Babel Review

Bedug pun kemudian ditalu dan azan dikumandangkan. Kami semua menyantap kudapan dan minum yang tersedia di hadapan masing-masing sebagai takjil untuk menyegarkan tenggorokan yang susah seharian berpuasa.

Jelas kami sudah tidak dapat mendeteksi lagi makanan ini disumbangkan oleh penyumbang takjil yang mana. Entah dari yang kaya, yang miskin, melayu, tionghoa, muslim, atau non muslim sudah tak ada labelnya lagi. Semua berbaur dan menyatu dengan perbedaannya masing-masing. Sama dengan kerukunan dan keguyuban masyarakat di sini.

Sayang sekali, kekhasan yang saya temui selama Ramadan ini sudah tidak dapat saya nikmati lagi. Saya hanya dapat merindukannya, sebab saya sudah tidak lagi tinggal di Pulau Bangka dan harus berpindah merantau di pulau lainnya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun