Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Toleransi Takjil Ramadan yang Dirindukan

16 April 2021   08:18 Diperbarui: 16 April 2021   10:56 2732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sore hari bulan Ramadan di depan Masjid Jamik Pangkalpinang | Dok. Diko - Babel Review

Suasana sore itu terik senja seperti biasa di Bulan Ramadan. Pasca asar, pergerakan muda-mudi dan penduduk kota mulai ramai. Mereka biasanya menghabiskan waktu ngabuburit sambil mencari sajian takjil yang dijajakan di sepanjang jalan, terutama jalan di depan Masjid Jamik Pangkalpinang.

Kondisi ini tiada beda dengan daerah lain, namun yang menjadi unik adalah berbaurnya masyarakat tionghoa non-muslim penjual takjil, dengan para pribumi muslim yang ramai memilih kudapan dan membelinya.

Sebagai pendatang, awalnya saya merasa takjub dengan fakta ini. Di tempat lain, sentimen muslim dan non-muslim biasanya cukup kental terutama mengenai makanan, tapi di sini semuanya berbaur tanpa pandang bulu.

Para penjual takjil makanan bisa berasal dari cici-cici Tionghoa dengan pakaian yang jelas bukan muslim, rutin menggelar dagangan setiap sore menjelang berbuka.

Para pembelinya pun enteng saja berpindah dari satu lapak ke lapak lain mencari apa yang mereka butuhkan dan sedang inginkan untuk dijadikan menu berbuka. Tanpa terlalu menghiraukan siapa pembelinya.

Saya merasakan, toleransi dan kehangatan berbhinneka di Bangka menjelang berbuka terwujud dengan nyata. Penduduk pribumi Melayu sebagai mayoritas muslim, bisa baik-baik saja menerima para penjual takjil yang Tionghoa Konghucu atau Kristen/Katolik yang biasanya juga memiliki anjing di rumahnya.

Hanya di sini juga saya menyaksikan khas Ramadan, masyarakat Tionghoa ikut membuka lapak takjil dadakan menyediakan pilihan berbuka di titik-titik pasar kaget menjelang magrib.

Mereka yang tidak ikut puasa, ikut menggelar dagangan dan menyediakan takjil untuk dibeli penduduk muslim yang berpuasa. Semua tampak jamak dan biasa saja di Pulau Bangka maupun Belitung.

Penjual Takjil Jus Kurma di Pangkalpinang | Dok. Heru Dahnur - Kompas
Penjual Takjil Jus Kurma di Pangkalpinang | Dok. Heru Dahnur - Kompas

Jika ingin merasakan dan belajar toleransi, datanglah ke Pangkalpinang terutama saat-saat Ramadan menjelang buka puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun