Kini, dakwah menghadapi tantangan baru. Arus globalisasi, kemajuan teknologi, serta krisis moral menjadi ujian bagi para dai. Banyak masyarakat yang lebih tertarik pada hiburan digital dibanding mendengarkan tausiyah. Karena itu, dakwah harus hadir dengan strategi yang lebih segar, kreatif, dan relevan dengan gaya hidup masyarakat masa kini.
   Menurut pandangan Prof. Amien Rais, ada lima langkah penting untuk memperkuat dakwah modern:
1. Melahirkan pendakwah yang terampil dan melek teknologi.
2. Membangun laboratorium dakwah untuk meneliti kebutuhan masyarakat.
3. Memperluas bentuk dakwah melalui tindakan nyata, tulisan, ekonomi, dan politik.
4. Memanfaatkan media massa dan media sosial sebagai sarana dakwah.
5. Membina generasi muda agar memiliki akidah dan karakter yang kuat.
   Langkah-langkah ini menegaskan bahwa dakwah tidak cukup hanya disampaikan secara lisan, tetapi juga perlu diwujudkan dalam tindakan dan keteladanan.
Dakwah Digital: Menyapa Dunia Lewat Layar
   Di era digital, media sosial menjadi ruang baru bagi penyebaran nilai-nilai Islam. Melalui YouTube, Facebook, Instagram, blog, dan berbagai platform lainnya, para dai dapat menjangkau jutaan orang dengan cepat. Konten dakwah kini tidak hanya berupa ceramah, tetapi juga video singkat, desain inspiratif, dan tulisan reflektif yang menyentuh hati.
   Namun, dakwah digital bukan hanya soal teknologi. Dibutuhkan kepekaan, kreativitas, dan niat yang tulus agar pesan yang disampaikan benar-benar membawa manfaat. Tantangannya adalah menjaga agar dakwah tetap murni bernilai ibadah, bukan sekadar konten untuk popularitas.