Masjid ini dibangun oleh Pangeran Panjunan pada tahun 1480 Masehi dan di arsiteki oleh Pangeran Losari. Pada mulanya bernama Masjid Al-Athiyah artinya Yang Dikasihi. Namun karena asing penggunaan bahasa arab jadi saja terkenal dengan nama Masjid Merah. Masjid Merah dikelilingi pagar tembok dari material bata merah dan ada keunikan yang terlihat dari dinding pagar masjid ini. Meskipun bentuk dan tinggi pagar sama, hiasan pada dinding pagar ini berbeda motif. Dinding kanan pintu masuk Masjid Merah dihiasi motif batik, sedangkan dinding pagar kiri polos tanpa hiasan.Â
 "Di luar orang boleh berbeda, tetapi kalau sudah masuk ke dalam masjid, semua orang satu tujuan. Mereka harus berhati bersih dan punya satu tujuan yang sama untuk menghadap Allah, filosofi itu mewakili perbedaan karakter Wali Songo (Sembilan Wali). Namun mereka tetap dapat bersatu, berkumpul, dan berdiskusi tentang ajaran islam." ucap Nasruddin.
Perkembangan islam kian hari semakin meluas terlihat dari sudah tesebarnya bangunan masjid. Jadi sudah tidak ada alasan lagi untuk beribadah ya. Manfaatkan Ramadhan kali ini dengan memakmurkan mesjid bisa diawali dengan berjamaah di mesjid dan bersedekah kepada fakir miskin yang membutuhkan sebagian rezekimu. Â Semangat berpahala kawan~
Sumber :
https://arsitektour.wordpress.com/2015/06/24/beritikaf-sekaligus-mengenal-masjid-merah-panjunan/
http://www.wisatacirebon.org/2017/10/masjid-agung-sang-cipta-rasa-masjid.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI