Mohon tunggu...
Tria Indah S
Tria Indah S Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger Pemula

Masih belajar menangkap kegelisahan untuk dituangkan menjadi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin"

20 Mei 2018   01:57 Diperbarui: 20 Mei 2018   23:21 1801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pijarkecillibrary.| Wasiat Sunan Gunung Jati

"Ingsun titip tajug lan fakir miskin", kalimat yang sarat makna yang diwasiatkan oleh sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo yang menyebarkan agama islam di jawa barat (khususnya daerah Cirebon). Maksud dari wasiat tersebut adalah sepeninggalan beliau sebagai generasi berikutnya untuk tidak melupakan masjid dan fakir miskin.

Masjid merupakan rumah Allah SWT, oleh karena itu sunan Gunung Jati menginginkan kita untuk memakmurkan masjid. Masjid di jaman kejayaan islam selain menjadi tempat beribadah berfungsi sebagai pusat pendidikan, pemerintahan serta berkaitan dengan ekonomi. Banyak pengajaran ilmu agama maupun ilmu dunia dan tak luput  hubungan antar sesama. Makannya selain menitipkan masjid, beliau mengingatkan juga kepada fakir miskin. Pada dasarnya manusia ketika hidup didunia memang selain beribadah kepada Allah SWT juga sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Membantu meringankan beban hidup mereka menjadikan hidup kita penuh rasa syukur, apa yang menjadi rezeki kita terselip sebagian rezeki mereka.

Mengingat penyebaran islam di kota Cirebon, terdapat peninggalan sejarah proses penyebaran islam, salah satunya yang tertinggal adalah masjid-masjid kuno yang usianya sudah menginjak ratusan tahun. Namun, masjid tersebut masih kokoh berdiri dan masih dipergunakan untuk kegiatan beribadah.

Masjid Pejlagrahan

Cultureofcomic | Masjid Pejlagrahan
Cultureofcomic | Masjid Pejlagrahan
Masjid Pejlagrahan merupakan salah satu tajug tertua yang pertama kali dibangun oleh Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu. Masjid ini terletak di Kampung Grubugan, Kel. Kasepuhan Kec. Lemahwungkuk, Cirebon. Dibangun 100 tahun sebelum didirikan Masjid Sang Cipta Rasa (berdasarkan riwayat lisan yang diwariskan turun-temurun oleh kepengurusan Masjid Pejlagrahan)Ketua Pengurus Tajug (Masjid) Pejlagrahan, 

Sulaiman (64) menuturkan, menurut cerita lisan bahwa dibangunnya masjid tersebut di pinggir laut. Namun karena lama kelamaan mengalami pendangkalan dan berakhir seperti sekarang sangat jauh dari laut. Dahulu sengaja dibangun untuk para nelayan dan warga sekitar untuk melakukan ibadah serta mencari ilmu keagamaan.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa

1001 Indonesia | Mesjid Agung Sang Cipta Rasa
1001 Indonesia | Mesjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid yang dikenal sebagi Masjid Agung Kasepuhan / Masjid Agung Cirebon , terletak di kompleks Keraton Kesepuhan. Masjid tertua di Cirebon yang dibangun tahun 1480 M. Pembangunan masjid ini dikabarkan melibatkan sekitar lima ratus orang yang didatangkan dari Majapahit, Demak, dan Cirebon. Sunan Gunung Jati menunjuk Sunan Kalijaga dan Raden Sepat, sebagai arsitek untuk membantu Sunan Kalijaga merancang bangunan masjid tersebut.

Adanya Adzan Pitu. Hanya di masjid ini yang akan dijumpai tujuh orang muadzin yang berjejer dan bersamaan melantunkan adzan. Dahulu dilakukan setiap lima waktu dalam sehari namun sekarang hanya dilakukan saat shalat jumat, tepatnya pada adzan pertama dikumandangkan.

Masjid Bata Merah Panjunan

cirebon-site.blogspot.com | Masjid Merah Panjunan, Paganya pada sisi kanan terdapat motif batiknya dan sebalinya polos. Beberapa motif ini diambil dari motif batik Cirebon.
cirebon-site.blogspot.com | Masjid Merah Panjunan, Paganya pada sisi kanan terdapat motif batiknya dan sebalinya polos. Beberapa motif ini diambil dari motif batik Cirebon.
 

Masjid ini dibangun oleh Pangeran Panjunan pada tahun 1480 Masehi dan di arsiteki oleh Pangeran Losari. Pada mulanya bernama Masjid Al-Athiyah artinya Yang Dikasihi. Namun karena asing penggunaan bahasa arab jadi saja terkenal dengan nama Masjid Merah. Masjid Merah dikelilingi pagar tembok dari material bata merah dan ada keunikan yang terlihat dari dinding pagar masjid ini. Meskipun bentuk dan tinggi pagar sama, hiasan pada dinding pagar ini berbeda motif. Dinding kanan pintu masuk Masjid Merah dihiasi motif batik, sedangkan dinding pagar kiri polos tanpa hiasan. 

 "Di luar orang boleh berbeda, tetapi kalau sudah masuk ke dalam masjid, semua orang satu tujuan. Mereka harus berhati bersih dan punya satu tujuan yang sama untuk menghadap Allah, filosofi itu mewakili perbedaan karakter Wali Songo (Sembilan Wali). Namun mereka tetap dapat bersatu, berkumpul, dan berdiskusi tentang ajaran islam." ucap Nasruddin.

Perkembangan islam kian hari semakin meluas terlihat dari sudah tesebarnya bangunan masjid. Jadi sudah tidak ada alasan lagi untuk beribadah ya. Manfaatkan Ramadhan kali ini dengan memakmurkan mesjid bisa diawali dengan berjamaah di mesjid dan bersedekah kepada fakir miskin yang membutuhkan sebagian rezekimu.  Semangat berpahala kawan~

Sumber :

https://arsitektour.wordpress.com/2015/06/24/beritikaf-sekaligus-mengenal-masjid-merah-panjunan/

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3691392/mengintip-masjid-pejlagrahan-bangunan-purbakala-di-cirebon

http://www.wisatacirebon.org/2017/10/masjid-agung-sang-cipta-rasa-masjid.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun