Namun tiba-tiba pintu gudang yang berada kurang lebih 10 meter disebelah kirinya di dobrak dengan kerasnya,
“braaaak... !”,
hingga ambruk, pecah dan terlepaslah daun pintunya dan disusul dengan teriakan.
“polisiii... !,...berhentiii... !”,
empat orang polisi berpakaian preman berlari me ringsek memasuki ke dalam gudang tua itu. Dan salah satu dari polisi itu mengarahkan pistolnya ke atas.
“dor...dor...dor !”
tiga buah tembak an peringatan di tembak an ke atas hingga proyektil pelurunya menembus atap gudang tua itu dan membuat burung-burung yang bertengger di atas atap gudang tua itu terkejut dan terbang berhamburan ke segala arah.
Terkejut dengan kedatangan polisi secara tiba-tiba, Draka secara refleks dengan gerak an sambil merunduk an badannya, dia lalu melempar an kapak nya ke arah polisi yang membidik an pistolnya ke arahnya. Namun seketika itu juga dibalas dengan sebuah tembak an yang mengenai lengan tangan kirinya.
“Aaaaggghhh....!”, erang Draka,
sambil terus berlari dan berlindung diantara tumpuk an drum-drum besi yang disusun bertingkat-tingkat.
Para polisi itu terus berusaha untuk menghentikannya dengan beberapa kali memberikan tembakannya, namun tembakan itu hanya mengenai drum-drum besi itu dan hanya membuatnya berjatuhan dari tumpukannya.