Mohon tunggu...
Azis Triadisena
Azis Triadisena Mohon Tunggu... dosen

menyukai konten tentang kecerdasan buatan, fisika kuantum, penulisan fiksi, novel, skenario film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tato

15 Mei 2025   10:46 Diperbarui: 15 Mei 2025   10:46 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber : senaazis390@gmail.com/Triadisena/https://app.leonardo.ai/image-generation)

“Tolooong... !, Tolooong... !, Tolooong... !”

Karena kecepatan bus itu semakin lama semakin kencang, Bonza akhirnya tidak dapat mengimbangi nya dan dia jatuh terjerembab demikian juga dengan bajunya yang terlindas roda belakang bus itu hingga robek, koyak dan tercabik-cabik, kini dia dalam keadaan terseret dan tercekik syal nya.

          Setelah hampir selama lima menit terbawa dan terseret oleh bus itu, akhirnya pedal gas itu dapat terlepas dengan sendirinya dan bus dapat diberhentikan oleh sang sopir nya. Lalu sang sopir bergegas keluar dan menghampiri Bonza yang telah tewas tercekik, dengan tubuh yang lemas lunglai dan mata melotot.

Dan tak lama berselang tato yang ada di lengan kanannya tiba-tiba gambarnya berubah secara misterius menjadi sebuah kepala wanita muda yang cantik dengan rambut hitam di kuncir ke belakang, berbibir tebal merekah dan bergincu warna merah menyala serta dengan ekspresi wajahnya tersenyum genit sambil mengedipkan mata  sebelah kanannya.

•••ΦΦΦΦΦ•••

Dua puluh tiga hari kemudian, di suatu siang hari dan di dalam sebuah gudang tua yang sudah usang, tak terpakai dan terbengkalai. Kumpulan debu, kotoran dan puing-puing atap berserakan menimpa sebuah gerobak tangan yang telah rusak dan di dalam nya ter onggok lentera yang telah pecah, serta tetesan air yang masih menetes dari atas retakan atap gudang tua itu dan membuat genangan air yang keruh serta di sekitarnya berserakan dengan potongan rantai, paku dan sekrup yang telah berkarat.

Draka meluapkan kekesalan, kegeraman dan kemarahannya dengan berteriak keras histeris, lalu mengayun sebuah kapak ke udara, dan memukulkannya dengan sekuat tenaganya ke sebuah meja kayu tua yang berada di depannya, sehingga meja kayu itu terbelah menjadi dua.

Sedangkan di belakangnya terdapat seorang laki-laki dengan posisi tengkurap terikat diatas sebuah papan besar dengan kedua tangan diikat ke belakang, mengerang kesakitan, meronta-ronta panik berusaha melepaskan diri, menggigil ketakutan dan mulai menangis namun suaranya tidak begitu jelas terdengar karena mulutnya ditutup rapat oleh sebuah selotip berwarna hitam.

          Draka kemudian dengan kasarnya menjambak rambut laki-laki itu sambil memakinya,

“bajingaaaan...pengkhianaaat kau ini...!”,

lalu dia mengangkat kapak nya ke atas, siap di ayun kan ke bawah untuk memenggal kepala laki-laki itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun