Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selamat Datang Kementerian Kebudayaan, Ayo Songsong Padat Karya Budaya

5 Februari 2024   15:09 Diperbarui: 5 Februari 2024   15:13 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemajuan Kebudayaan ( sumber : KOMPAS.id ) 

Untuk itu diperlukan mekanisme perencanaan dan pengawasan serta dukungan data yang akurat tentang ketepatan atau kelayakan jenis kegiatan. Serta identifikasi siapa saja yang pantas diikutsertakan dalam program.

Ilustrasi Pemajuan Kebudayaan ( sumber : KOMPAS.id ) 
Ilustrasi Pemajuan Kebudayaan ( sumber : KOMPAS.id ) 

Platform Lokalitas

Program padat karya budaya membutuhkan "mata baru" berupa inovasi sistem nilai berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memiliki platform yang bisa merakyat.

Perlu mata baru untuk merancang arsitektur di bidang media digital dengan wahana platform yang berbasis keIndonesiaan. Rancangan diatas mencakup tren dan pemikiran baru yang memiliki impact terhadap komunitas industri kreatif. Serta impact terhadap bisnis dan industri yang dapat direplikasi ke seluruh negeri hingga mancanegara.

Selama ini media lokal seperti radio, televisi, koran, dan sarana pariwara usaha, industri pariwisata dan penyelenggaraan pemerintahan daerah mengalami stagnasi dan cenderung terkubur oleh waktu. Hal ini disebabkan belum adanya platform yang kokoh dan adaptif dengan zaman yang mampu membina hubungan simbiosis yang ideal.

Perlu mata baru yang bisa mewujudkan platform keIndonesiaan yang bisa berjalan maju seiring dengan kesuksesan Amazon, Apple, Facebook, Google dan Tik Tok. Platform keIndonesiaan tersebut harus kuat dan bisa membangun plank yang saling melengkapi yakni produk, layanan, atau komunitas yang terintegrasi dengan platform lain.

Platform juga bisa mewujudkan keadilan TIK karena bisa mematahkan monopoli dan dominasi kapitalisasi media massa yang terjadi di negeri ini. Grup usaha media massa besar tidak bisa lagi sewenang-wenang. 

Begitu juga sepak terjang OTT (over the top ) yang meraup pendapatan hingga ceruk pasar lokal dan ironisnya justru dengan leluasanya melewati infrastruktur TIK yang dibangun oleh Pemerintah RI dengan dana yang sangat besar. 

Perlu inovator yang mampu berimajinasi, berinovasi dan melihat dengan "mata baru" terkait perkembangan platform dan media massa yang bisa membuahkan human spirit dan ekonomi berbasis co-creation (collaboration-creation). Sehingga potensi lokal Indonesia yang analog dengan surga di khatulistiwa itu bisa terkelola dengan platform yang mendatangkan nilai tambah signifikan.

Pekerja seni melakukan unjuk rasa ( dokpri )
Pekerja seni melakukan unjuk rasa ( dokpri )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun