Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Refleksi Karir, Karya, dan Pencapaian

21 Agustus 2025   21:42 Diperbarui: 23 Agustus 2025   14:12 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan gedung-gedung Jakarta dari Perpusnas (Dokpri/mynotetrip)

Bulan Agustus menjelang penghujung. Artinya tahun 2025 sebentar lagi akan pergi. Lantas, beberapa jam yang lalu saya termenung. Memikirkan beberapa hal yang terasa urgent. Seperti: Seberapa banyak saya bisa membuat karya di tahun ini? Bagaimana capaian karir saya? Prestasi apa yang bisa saya torehkan di tahun ini?

Klasik ya, semua bermuara pada satu "Pencapaian apa yang saya raih?" Bukan bermaksud mengeluh atau tidak bersyukur. Akan tetapi di tahun ini saya merasa belum punya prestasi membanggakan. Tahun lalu setidaknya bisa juara satu lomba ngeblog, sebuah prestasi yang bikin makin semangat nulis. Juga memenangkan beberapa lomba reels dan sejenisnya.

Meski lumayan ada prestasi, tahun lalu (2024) hampir setengah tahun saya menganggur. Memang ada pekerjaan nulis dan ngonten (sesekali). 

Tahun ini betul saya ada pekerjaan. Namun rasanya dalam hal berkarya, belum ada prestasi yang wah. Semua nampak datar saja, pikiran yang berasa mulai dihantui berbagai tanda tanya. 

Mulai terbesit "Selesai kontrak, nanti saya cari peluang dimana lagi ya?" "Semoga segera langsung ada tempat untuk berkarya dan menghasilkan pundi-pundi Rupiah". Dan beragam harapan baik lainnya. 

Secara tidak sengaja, membuat saya mengecek kondisi keuangan. Iya, mulai bulan depan saya harus lebih mengatur pengeluaran dan mesti memiliki tabungan. Buat berjaga-jaga dan pegangan supaya lebih tenang.

Ditengah kondisi perekonomian yang lumayan carut-marut terutama buat golongan menengah ke bawah seperti saya, tentu ada beberapa ke-khawatiran. 

Meski giat mencari peluang dan tambahan. Baik lewat project ataupun beragam lomba, nyatanya memang agak sepi. Mau tak mau, mengelola keuangan dengan lebih bijak.

Setiap kali mau melakukan pengeluaran, mesti di dasari dengan "memang butuh" bukan sekadar ingin. Sisi lain, biaya transportasi harian memang terasa lumayan. Kalau mau beneran menghemat, harus berangkat lebih pagi lagi. 

Begitulah, dilema dengan segala situasi yang ada. Refleksi terkait bagaimana nasib karir kedepannya? Usia sudah 30-an awal, idealnya memang sudah memiliki posisi atau jabatan minimal manager di perusahaan bonafit dengan kepastian jenjang karir yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun