Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suara Arwah di Karawang - Bekasi (1)

15 Oktober 2025   16:52 Diperbarui: 15 Oktober 2025   16:52 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suara Arwah di Karawang--Bekasi (1) - ChatGPT

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi,
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak.

Baris ini sering hanya dibaca sebagai suasana batin, padahal ia adalah kode amanat. Saat bangsa kehilangan arah, di situlah suara arwah muncul --- bukan lewat pidato, melainkan lewat keheningan. Hening menjadi ruang spiritual tempat bangsa diundang menengok nuraninya.

Di sana, Chairil menegaskan: perjuangan bukan hanya di medan perang, melainkan di dada yang masih sanggup merasa hampa.
Selama keheningan masih bisa menggugah, arti kemerdekaan belum punah.

4. Menyapa Generasi Setelahnya

Puisi ini seolah ditujukan kepada generasi masa depan --- kita, para pewaris yang menikmati kemerdekaan tanpa merasa terhutang.
Chairil menulis bukan untuk mengajak menangis, tetapi untuk menyadarkan tanggung jawab sejarah.

Kenang, kenanglah kami.

Kenangan yang diminta bukan nostalgia kosong, melainkan kenangan yang menghidupkan kesadaran. Sebab lupa adalah bentuk kematian kedua bagi para pahlawan.

5. Penutup: Arwah yang Menetap di Hati

Kini, tujuh puluh delapan tahun lebih sejak puisi itu ditulis, debu Karawang--Bekasi masih menyimpan gema yang sama. Setiap kali kita membaca Chairil, sebenarnya kita tengah memanggil kembali arwah-arwah yang pernah menjaga garis batas antara impian dan pernyataan.

Puisi ini adalah roh yang menolak mati, artefak yang hidup di setiap generasi yang masih mau mendengarnya. Dan ketika dada kita terasa hampa di malam sepi, mungkin itu tanda bahwa suara mereka masih berbisik:

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami. ===

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun