Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Babad Onje: Pasca-Pakubuwana - Desa Perdikan Onje di Bawah Cabang Administrasi Karanglewas

4 Agustus 2025   20:58 Diperbarui: 5 Agustus 2025   22:32 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"...nunten seda Kiyai Ngabei Dhenok ketampen dhateng putra Kiyai Ngabei Gabug. Nunten Kiyai Ngabei kondur, nunten ketampen Kiyai Ngabei Cakrayuda asal saking Toyamas, nunten Kiyai Ngabei Cakrayuda kondur, ketampen dhateng Kiyai Ngabei Dipayuda kang saking Pagendholan."

Rangkaian ini memperlihatkan proses transisi kekuasaan:

  • Ngabehi Dhenok (Dipayuda I) -- dari Pamerden.
  • Ngabehi Gabug (Dipayuda II) -- dari Pamerden.
  • Ngabehi Cakrayuda -- dari Toyamas/Banyumas.
  • Ngabehi Dipayuda III/Arsayuda -- dari Pagendholan, menantu Tumenggung Yudanegara III, Adipati Banyumas.

Pada masa inilah Karanglewas muncul sebagai pusat administrasi baru. Namun bukti arkeologis menunjukkan Karanglewas bukan kadipaten: tidak ada alun-alun, masjid agung, atau paseban seperti pusat kekuasaan tradisional. Yang tersisa hanya toponimi seperti Pungkuran, Brubahan, dan Kauman yang menunjukkan aktivitas birokrasi dan permukiman pejabat.

Karanglewas tampaknya dibangun sebagai cabang Pamerden, bukan pusat politik penuh. Dari sinilah Onje dan wilayah sekitarnya dikelola, sebelum pusat pemerintahan berpindah ke Purbalingga yang lebih strategis.

Jejak Politik dan Pergeseran Kekuasaan

Transformasi Onje bukan sekadar perubahan administratif. Ini mencerminkan strategi politik kerajaan:

  • Menghapus pusat lama: Kadipaten Onje yang punya akar Pajang dihilangkan agar tidak menjadi basis kekuatan baru.
  • Mengawasi wilayah barat: Pamerden dan cabangnya di Karanglewas menjadi simpul kontrol langsung Mataram.
  • Integrasi ke Banyumas: Penempatan Dipayuda III/Arsayuda, menantu Yudanegara III, memperkuat koneksi politik wilayah ini dengan Karanglewas dan Pagendholan.

Langkah-langkah ini memperlihatkan bagaimana kekuasaan bekerja melalui jaringan pernikahan politik, penempatan pejabat, dan pembongkaran kadipaten lama.

Onje dalam Jaringan Wilayah

Jika ditarik garis besar, perjalanan kewilayahan Onje terlihat seperti ini:

  • Kadipaten Onje (Ore-ore, era Pajang) -- 200 mardika (800--1000 jiwa).
    Depopulasi Suhunan Plered (Amangkurat I) -- tigang lawe (75 KK).
    Silep Kabupaten (Pasca-Pakubuwana I) -- hilangnya status kadipaten.
    Pengawasan Pamerden--Karanglewas (Dipayuda I--III) -- cabang administrasi wilayah barat.
    Integrasi ke Purbalingga -- pusat pemerintahan baru yang permanen.

Lembah Klawing dan Bayang-Bayang Politik

Onje hari ini mungkin hanya desa di lembah Sungai Klawing. Tetapi di balik toponimi dan naskah tua, tersimpan cerita besar: bagaimana politik dinasti, perang, dan strategi administrasi mengubah sebuah kadipaten menjadi desa perdikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun