Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kampoeng Meriang

25 Desember 2019   19:16 Diperbarui: 25 Desember 2019   19:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Betul itu Pak! Saya juga di duga bersalah saat dulu sempat menonjok warga yang ngeyel ndak mau menjual tanah untuk jalan dengan alasan harganya terlalu murah,"sambar Pak Seno yang pernah bertugas sebagai kepala keamanan kampung.

Tampak Pak Jenggo manggut-manggut mendengar laporan anak buahnya itu,hati Pak Jenggo geram dengan berita yang di bawa oleh para mantan bawahannya itu,semuanya merasa terzalimi dengan penguasa baru yang sedang gencar membidik para mantan pejabat di zaman rezim Pak Jenggo.

Dalam benak Pak Jenggo berputar pikiran bagaimana bisa berkelit dengan segala tuduhan yang dilancarkan penguasa kampung,harus ada alasan yang tepat agar ia dan para bawahannya itu tak terjerat aneka sangkaan dan tuduhan.

"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang,"desak Pak Alim yang dulu mengurusi rumah ibadah dan kini di tuduh menggelapkan kotak amal itu penasaran melihat Pak Jenggo diam.

Para mantan bawahan Pak Jenggo tampaknya kurang sabar dengan diamnya Pak Jenggo,kini mereka hanya menunggu dalam keresahan.

"Ayolah Pak bagaimana kita bisa lolos dari segala tuduhan yang ditimpakan kepada kita semua,"ungkap Pak Alim seraya menatap Pak Jenggo dengan penuh harap.

Semua yang berada diruangan mengangguk tanda setuju,beberapa jenak Pak Jenggo menarik nafas panjang,beban berat memang telah berbulan-bulan menggelantungi hidupnya,diakhir sisa umurnya ia banyak mengalami tekanan dari penduduk kampung yang meminta pertanggung jawabkan jabatannya.

"Kita semua sepertinya tak punya jasa secuil pun bagi kampung ini,semua membenci semua menghujat,tapi kita harus punya strategi ampuh agar warga kampung tak bisa menghakimi kita begitu saja."

"Tapi bagaimana caranya?"potong Pak Seno dengan nada tak sabaran.

"Caranya kita sedapat mungkin mendapat kesan sakit,buat saja sakit yang mengesankan kondisi kita memang benar-benar tidak sehat,ya pintar-pintar kalian sajalah bagaimana baiknya,"saran Pak Jenggo dengan antusias.

"Memang jika kita seolah-olah sakit mereka lantas percaya begitu saja?" Tukas Pak Danu seperti kurang yakin dengan ide mantan bosnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun