Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Diri Sendiri

13 September 2021   20:02 Diperbarui: 13 September 2021   20:33 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memainkan peran sebagai karakter orang lain, bagi orang yang bekerja sebagai aktor dan aktris profesional, bukanlah pekerjaan yang sulit. Namun dalam fakta kehidupan sehari-hari, ternyata baik orang yang bekerja sebagai aktor dan aktris maupun orang awam, memainkan peran sebagai diri sendiri justru sulit. 

Banyak orang yang justru dalam kehidupan sehari-hari berpura-pura menjadi orang lain karena berbagai latar belakang dan alasan. Meski hidupnya menjadi aneh, tidak santai, tidak bahagia, atau tidak menikmati hidup, tetapi nyatanya banyak yang tetap menjalani hidup dengan kepura-puraan walaupun dengan terpaksa.

Hidup berpura-pura, yang pasti akan menyiksa diri bagi para pelakunya, namun saat mereka harus kembali menjadi diri sendiri, bukanlah perkara gampang. Tidak tahu harus dari mana memulainya. Malah banyak yang akhirnya kesasar dan tambah terpuruk.

Hidup berpura-pura, tidak menjadi diri sendiri, bahkan kini bukan hanya menyasar kepada masyarakat menengah ke atas dan elite di negeri ini karena beban dan tuntutan gaya hidup serta jabatan dalam pekerjaan atau politik, tetapi kini juga sudah menyasar kepada masyarakat menengah ke bawah hingga rakyat jelata. 

Hingga akhirnya, mereka semua terus dipermainkan oleh kehidupan berpura-pura menjadi orang lain karena diciptakan oleh mereka sendiri dengan tujuan mencari kebahagiaan, ketenaran, dipandang orang lain dan masyarakat. Tetapi hanya kehidupan semu, kebahagiaan semu.

Hidup menjadi diri sendiri yang sulit, juga seringkali dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif yang datang dari pikiran kita sendiri. Malah banyak orang berpikir bahwa sebaiknya menjadi orang lain untuk membuat imej yang lebih baik di depan orang lain. 

Harus terlihat lebih dari orang lain dalam hal kepintaran atau kecerdasan, gaya hidup, gaya bicara, dan gaya-gaya yang lain. Sampai tak sadar melakukan hal egois, mau menang sendiri, yang tanpa disadari justru semakin membuat orang lain tahu siapa saya, kita yang sebenarnya, karena yang dilakukan hanya berpura-pura. Orang lain jadi tahu spidometer kita dalam berbagai hal.

Cara menjadi diri sendiri

Lalu, bagaimana cara sederhana agar saya, kita, tidak terjebak pada kehidupan pura-pura dan semu, tetapi menjadi diri sendiri? Dan dapat mencapai kebahagiaan dengan menikmati kehidupan mengalir apa adanya? Ada beberapa cara sederhana di antaranya:

Cobalah dengan memulai menerima diri sendiri apa adanya. Terima segala kekurangan yang ada pada diri saya, kita sebagai bagian dari diri saya, kita. Berhenti mengeluh. 

Berhenti marah-marah. Tidak malu atas apa yang ada dalam diri saya, kita. Menerima semua kekurangan yang dimiliki, jujur dan memercayai diri sendiri akan lebih membikin saya dan kita bahagia. Hanya saya, kita yang akan dapat menerima diri saya, kita yang hakiki. Nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun