Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Saya Sudah Berkorban, Berperikemanusian, dan Berperikeadilan?

20 Juli 2021   11:21 Diperbarui: 20 Juli 2021   12:12 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Indonesia menjadi episentrum? Apakah kejadian ini adalah hikmah dan berkah yang diturunkan oleh Allah karena sifat-sikap para manusianya?

Atau karena peristiwa menggilanya Covid-19 di NKRI karena memang dari ulah para manusianya sendiri. Ada yang bikin skenario dan drama di baliknya? Tanpa ada campur tangan Allah?

Menjawab pertanyaan tersebut, sebab kita hanya manusia biasa, tentu mustahil memastikan mana yang benar. Sebagai manusia, kita hanya memiliki kemampuan membaca tanda-tanda dari fakta, lalu mengantisipasi dan membuat solusinya.

Fakta, corona telah membikin jutaan manusia di muka bumi ini menghadapNya. Sementara, yang masih terpapar, sedang berjuang melawan corona, sekaligus menjadi saksi betapa hebatnya corona yang memang nyata ada. Terlepas virus itu, memang datang dari hikmah dan berkah dari Allah untuk manusia. Atau benar, virus dibikin oleh manusia yang tak ikhlas dan tak rendah hati.

Yang pasti, kini corona terus menguji sifat  dan sikap manusia dalam hal pengorbanan dan perikemanusiaan. Siapa-siapa yang sudah nampak berkorban dan menunjukkan karakter perikemanusiaannya di Republik Indonesia hingga saat ini?

Bila pengorbanan dan perikemanusiaan memang dilakukan dengan ikhlas, mengapa corona malah terus beranak pinak? Tentu, menjadi episentrum corona di dunia, bukan hal yang kita semua inginkan. Tetapi apakah ini memang balasan hikmah dan berkahNya, karena perilaku manusianya?

Apakah saya sudah berkorban dan berperikemanusiaan? 

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya lontarakan, di tengah pandemi ini, maka jawabnya wajib dimulai dari diri kita sendiri.

Saya, sangat menyadari akan kondisi dan situasi bangsa dan negara yang dikendalikan oleh pemerintahan sekarang. Saya, sebagai rakyat biasa, dan dengan membaca tanda-tanda dan fakta-fakta yang ada, menjadi tahu siapa para pemimpin kita hingga kondisi siapa di balik mereka.

Saya, sementara juga menjadi tahu berdasarkan tanda-tanda dan fakta yang ada, sejauh mana pengorbanan dan perikemanusiaan para pemimpin negeri di pemerintahan dan parlemen. Pengorbanan dan perikememanusiaan mereka untuk diri sendiri dan kelompoknya? Atau untuk rakyat?

Setali tiga uang, saya juga memahami dari membaca tanda-tanda dan fakta-fakta, bagaimana kondisi pedagogi rakyat dan terklasifikasi menjadi berapa kelompok. Bagaimana kondisi pendidikannya, karena terus terpuruk. Bagaimana kindisi sosial dan ekonomi yang terus tak sejahtera. Bagaimana kondisi kenyamanan hidupnya karena terus dikendalikan hukum yang tak adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun