Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menerka Praktik Pengalihan Isu di +62

10 Mei 2021   08:01 Diperbarui: 10 Mei 2021   08:18 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Bila coba kita terka, kira-kira sebenarnya skenario apa yang sedang dimainkan di negeri ini? Masalah terus datang hilir mudik dan silih berganti. Muncul masalah atau kasus A, lalu dihantam dengan kasus B. Kasus A belum kelar, kasus B meruncing, diluncurkan masalah C.

Apakah semua masalah dan kasus-kasus yang terjadi memang mengalir begitu saja? Bukan karena memang sengaja dicipta demi menutup kasus-kasus besar, terutama yang menjerat elite partai di pemerintahan maupun parlemen?

Benarkah hanya skenario

Karenanya, berbagai pihak pun kini berpikir bahwa cara-cara yang sedang ditempuh rezim adalah jualan pengalihan isu. Benarkah hanya skenario?

Fakta bahwa banyak masalah dan kasus yang menumpuk di parlemen maupun pemerintahan, tapi dimunculkan kasus larangan mudik.

Otomatis, opini publik atau masyarakat kini terus terjerembab pada persoalan mudik. Media massa yang menjadi corong rezim pun terus membombardir pikiran rakyat dengan tayangan dan berita yang melingkar-lingkar soal larangan mudik yang menjadi bermasalah, diciptakan agar menjadi pro dan kontra.

Sekali dayung banyak pulau dilampaui. Kasus-kasus besar jadi tenggelam, larangan mudik pun jadi cara rezim untuk siap-siap agar tak disalahkan bila terjadi lonjakan corona. Rakyat jadi sibuk mikirin bagaimana caranya bisa lolos mudik dan terus berkutat pada mudik dan mudik.

Lalu, saat bersamaan juga ada kasus pelemahan KPK, pemecatan pegawai KPK, ada masalah dalam test kebangsaan dll, lalu dihantam dengan berita kedatangan WN China.

Opini publik pun bergeser mikirin inkonsistensi pemerintah. Saat larangan mudik terus berlaku, rakyat pribumi malah diburu dan disuruh putar balik, berita WN China melenggang lagi masuk Indonesia naik lagi.

Masalah KPK masih bergulir. Masalah WN China jadi perbincangan semua pihak. Tiba-tiba muncul Bipang (Babi Panggang) di tengah masyarakat yang sudah kecewa dengan larangan mudik, pelemahan KPK, Omnibus Law, SKB tiga menteri tentang seragam, kenaikan iuran BPJS, gelombang korupsi dan oligarki.

Di mana rasionalnya, seorang pemimpin negara malah membuat keruh suasana dengan promosi kuliner makanan yang haram bagi umat muslim di tengah umat muslim menjalankan ibadah Ramadhan dan menyambut Idul Fitri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun