Sementara itu, pasar utama bir di Swiss justru dikuasai Carlsberg Group, perusahaan bir asal Denmark dan Heineken, raksasa bir dari Belanda. Carlsberg Group sendiri mengelola sekitar 500 merek bir lokal, termasuk Cardinal dan Feldschlosschen yang dibuat di Rheinfelden- Swiss. Namun, Swiss pun kini sangat terkenal dengan ratusan micro-brewery yang memproduksi craft beer atau bir spesial yang diproduksi secara terbatas.
Akan tetapi, pendukung Gli Azzurri tentu saja tidak merayakan kemenangan timnya dengan wine. Italia masih memiliki beberapa bir berkelas, antara lain Peroni, Nastro Azzurro, Moretti, dan lain-lain. Peroni sendiri adalah salah satu bir tertua di Italia yang didirikan Francesco Peroni di Vigevano, Italia pada tahun 1846. Salute!
Betapa tidak, dua raksasa pembuat bir dunia, yakni Belgia dan Denmark, berada di grup ini. Sedangkan Russia dan Finlandia selama ini lebih dikenal dengan vodka atau minuman keras lainnya.
Belgia tidak hanya terkenal dengan sepak bola dan coklat, tetapi juga kondang dengan tradisi birnya.  Perusahaan bir terbesar di dunia, yakni AB InBev yang bermarkas di kota Leuven- Belgia, menguasai lebih dari 600 merek bir ternama. Jenama asli Belgia yang berada di bawah perusahaan raksasa ini, antara lain Stella Artois, Leffe dan Hoegaarden. Ketiganya pun sangat terkenal di seluruh dunia.
Jika Ukraina memiliki bir andalan Obolon yang merupakan produsen bir terbesar di negaranya Andriy Shevchenko, maka Makedonia Utara punya Spoksko yang merupakan bir paling terkenal di negara itu. Bagaimana dengan Austria?
Dalam urusan bir, negara kecil ini bak Jerman kecil. Tidak hanya piawai membuat bir, tetapi warga Austria termasuk negara peminum bir. Pada tahun 2019 lalu, Austria menduduki ranking kedua sebagai negara dengan tingkat konsumsi bir per kapita tertinggi di dunia. Beberapa bir buatan Austria yang terkenal, antara lain Kaiser, Stiegl, Gosser, Edelweiss dan Ottakringer.