Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Fenomena "Overtourism" di Destinasi Wisata Terkenal

12 Maret 2021   12:09 Diperbarui: 13 Maret 2021   14:46 3469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amsterdam, kota yg juga mengalami 'overtourism'. Sumber: koleksi pribadi

Overtourism di Dubrovnik ikut mendorong warga kota tua ini memilih pindah ke tempat lain. Pada tahun 1991, populasi kota tua sekitar 5,000. Sedangkan kini diperkirakan hanya sekitar 1,557.

Dan mayoritas penduduk yang masih bertahan adalah warga kota yang pekerjaannya boleh jadi terkait pariwisata, baik di hotel, travel agent, restoran, toko suvenir, dll.

Wisatawan memadati La Rambla, Barcelona. Sumber: Carl Court/ Getty Image/ www.edition.cnn.com
Wisatawan memadati La Rambla, Barcelona. Sumber: Carl Court/ Getty Image/ www.edition.cnn.com
Barcelona, kota kedua terbesar di Spanyol, pun tidak terlepas dari fenomena Overtourism. Ketika sebuah kapal pesiar singgah di Barcelona, hampir seluruh penumpang bisa dipastikan turun di kota ini dan menjejali kawasan wisata sekitar La Rambla, Barri Gothic dan Sagrada Familia. Kawasan wisata di jantung kota Barcelona ini pun dalam sekejab menjadi koloni wisatawan.

Barcelona pun telah menjadi salah satu kota pelabuhan kapal pesiar yang sangat populer di Eropa. Setidaknya sekitar 2.5 juta wisatawan dibawa oleh kapal-kapal pesiar raksasa setiap tahun.

Namun, ironisnya, wisatawan kapal pesiar yang umumnya hanya mengambil paket 'shore excursion' dianggap tidak banyak memberikan kontribusi. Setidaknya, begitu keluh para hotelier di Barcelona.

Kapal pesiar di Pelabuhan Barcelona. Sumber: Joan Sanchez/ www.english.elpais.com
Kapal pesiar di Pelabuhan Barcelona. Sumber: Joan Sanchez/ www.english.elpais.com
Penumpang kapal pesiar memang tidak membutuhkan akomodasi lagi di kota Barcelona. Setelah mengikuti wisata di darat mereka akan kembali ke kapal mereka untuk menginap.

Dan mungkin saja, itulah salah satu alasan yang membuat Walikota Barcelona, Ada Colau, pernah mengancam akan membatasi jumlah kapal pesiar yang berlabuh di pelabuhan Barcelona.

Pada musim panas 2017, penduduk lokal di beberapa kota di Italia dan Spanyol sampai turun ke jalan melakukan protes terhadap fenomena membludaknya wisatawan. Poster para pendemo seakan menegaskan dampak negatif yang dibawa para wisatawan ke kota mereka. Di Barcelona, ada yang menyebutnya, "It isn't tourism, it's "an invasion". 

Overtourism memang disinyalir memberikan dampak terhadap kualitas lingkungan hidup warga setempat. Mereka tidak lagi dapat menikmati suasana kotanya yang tenang seperti sebelumnya. Wajah kota pun berubah. Inilah yang juga dirasakan sepenuhnya oleh warga kota Hallstatt di Austria.

Wisatawan di Hallstatt, Austria. Sumber: koleksi pribadi
Wisatawan di Hallstatt, Austria. Sumber: koleksi pribadi
Kota kecil nan menawan ini mengalami perubahan yang begitu cepat. Sebelum mendapatkan status "UNESCO World Heritage Site" pada tahun 1997, Hallstatt hanyalah sebuah kota kecil yang sepi. Kota berpenduduk sekitar 800 jiwa ini masih belum masuk dalam rute regular grup wisatawan.

Namun, dalam satu dekade terakhir, Hallstatt begitu melejit di pentas pariwisata dunia. Setiap hari sekitar 10,000 wisatawan memasuki kota ini. Tidak mengejutkan pada awal tahun lalu, Walikota Hallstatt, Alexander Schuetz, pun hendak menerapkan sebuah aturan yang membatasi jumlah bus wisata yang masuk per hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun