Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Negara-negara Tanpa Rute Penerbangan Domestik

24 Februari 2021   08:51 Diperbarui: 26 Maret 2022   20:50 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Qatar Airways. Sumber: N509FZ / wikimedia

Pernahkah membayangkan suatu situasi ketika semua bandara internasional antar negara ditutup? Negara-negara dengan banyak rute domestik mungkin saja masih bisa tersenyum. Tetapi, apa jadinya dengan negara-negara yang tidak memiliki satupun rute domestik. Bisa dipastikan maskapai dari negara-negara tersebut akan segera kolaps.

Penutupan bandara internasional memang sempat menghantui dunia aviasi. Di akhir Maret 2020 lalu, banyak negara memutuskan menutup semua pintu masuk dan keluar dari bandara internasional masing-masing. Bahkan hingga kini pun sebagian negara masih menerapkan restriksi sangat ketat di berbagai bandara internasional. 

Seperti diketahui, negara-negara dengan luas wilayah serta populasi besar umumnya memiliki jaringan penerbangan domestik yang juga luas. Hal ini setidaknya terlihat dari deretan negara dengan jumlah penerbangan domestik tertinggi di dunia. Tahun 2018, misalnya, posisi lima besar dikuasai oleh AS, China, India, Indonesia dan Jepang.

Akan tetapi, berbeda dengan pasar penerbangan domestik, pasar internasional yang sejatinya tidak kalah besar, tidak hanya didominasi oleh maskapai dari negara besar. Beberapa maskapai dari negara kecil tanpa rute domestik pun mampu bersaing dengan memiliki jaringan internasional sangat luas, khususnya ke destinasi populer di dunia.

Tidak itu saja, sebagian di antaranya bahkan selalu menduduki posisi bergengsi di dalam setiap pagelaran tahunan "Best Airlines in the World" atau "The Top Ten International Airlines". Baik yang diselenggarakan oleh Skytrax, lembaga pemeringkat maskapai penerbangan, maupun oleh Travel+Leisure, salah satu majalah perjalanan terkenal di dunia.

Siapa yang tidak mengenal maskapai terkenal asal Belanda? KLM Royal Dutch Airlines atau lengkapnya "Koninklijke Luchtvaart Maatschappij Royal Dutch Airlines", memiliki jaringan yang sangat luas di dunia. Dari Afrika Selatan, Amerika, Australia hingga Indonesia. Setidaknya, KLM menerbangi lebih dari 500 destinasi di dunia.

KLM Royal Dutch Airlines. Sumber: Vincenzo Pace / www.jfkjets.com
KLM Royal Dutch Airlines. Sumber: Vincenzo Pace / www.jfkjets.com
Namun, siapa sangka maskapai yang berdiri sejak tahun 1919 tidak melayani satupun rute penerbangan domestik. Apa pasal? Luas negara Belanda hanya 41,865 km persegi. Tidak besar, bukan? Dan jaringan kereta api yang dikelola Nederlandse Spoorwegen (NS) atau Dutch Railways sangat bagus. Dan kalau Anda hendak naik bus atau menyetir sendiri pun, jaringan jalan bebas hambatan di negeri Kincir Angin begitu mulus. 

Di sisi lain, Schipol International Airport, bandara utama di Belanda, pun terletak tidak jauh dari tiga kota terbesar di negeri ini. Baik Amsterdam, yang terdekat ke Schipol, The Hague dan Rotterdam semuanya berada cukup dekat dengan bandara tersibuk keempat di Eropa. Jadi, memang tidak butuh penerbangan domestik.

O ya, Belanda tentu saja memiliki bandara lainnya, misalnya di Eindhoven Airport dan Rotterdam The Hague Airport. Tetapi, kedua bandara ini hanya melayani maskapi berbiaya murah atau LCC dari negara Eropa lainnya. Dan tidak ada penerbangan antar bandara di negara yang juga dijuluki Negeri Tulip ini.

Sementara itu, di kawasan Timur Tengah, beberapa maskapai ternama, seperti Qatar Airways, Kuwait Airways, Emirates Airlines dan Etihad Airways juga hanya melayani rute internasional. Ukuran negara-negara kaya minyak ini terlalu kecil dan jelas tidak memerlukan penerbangan dalam negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun