Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kisah di Balik Simbol Partai di AS, Antara Si Keledai dan Si Gajah

21 Januari 2021   09:03 Diperbarui: 23 Mei 2022   22:09 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kartun karya Nash
Kartun karya Nash
Pada tanggal 15 Januari 1870, sebuah kartun karya Thomas Nast berjudul "A Live Jackass Kicking a Dead Lion" muncul di majalah politik "Harper's Weekly". Dan inilah kali pertama "Keledai" tercatat digunakan sebagai representasi Partai Demokrat.

Menariknya, kisah penggunaan maskot ini diawali ketika kampanye Presiden Andrew Jackson pada tahun 1828. Selama kampanye saat itu, Jackson dipanggil dengan julukan "Jackass" atau keledai jantan oleh lawan-lawan politiknya. Namun, kata yang sama bisa juga berarti "orang bodoh".

Olok-olokan politik ternyata sudah ada sejak lama. Bukan hanya di era terkini ketika Donald Trump pun begitu rajin meledek Joe Biden selama masa kampanye lalu. Akan tetapi, jika Biden kadang bereaksi dan membalas Trump, maka Jackson agak berbeda.

Andrew Jackson justru tidak menolak julukan yang seakan melecehkannya itu. Mantan Jenderal di AD Amerika Serikat itu malahan merasa geli sendiri. Dia pun kemudian menggunakan gambar keledai dalam poster-poster kampanyenya.

Selanjutnya, seperti tercatat dalam sejarah, Jackson berhasil mengalahkan presiden petahana John Quincy Adams dan menjadi Presiden ke-7 AS dan sekaligus presiden pertama dari Partai Demokrat.

Baca juga: "Joe Biden, dari Delaware ke Gedung Putih"

Lain Demokrat, lain lagi dengan Republik. Jika simbol Demokrat awalnya dari sebuah olok-olok politik, maka bagaimana dengan simbol Gajah milik Partai Republik?

Dari situs history.com, sebuah gambar gajah sudah digunakan sebagai simbol Partai Republik dalam sebuah kartun politik dan ilustrasi surat kabar selama Perang Sipil (1861-1865).

Saat itu sebuah frasa "seeing the elephant" kerap digunakan para tentara. Maknanya kurang lebih untuk mendapatkan pengalaman berharga yang sesungguhnya dalam hidup. Dalam konteks saat itu tentunya berarti mendapatkan pengalaman perang.

Gajah di kartun Nast di Harper's Weekly. Sumber: Harper's magazine/ wikimedia
Gajah di kartun Nast di Harper's Weekly. Sumber: Harper's magazine/ wikimedia
Namun, binatang berkulit tebal itu tidak akan menjadi simbol "Grand Old Party" (GOP), sebutan lain Partai Republik, andaikan Thomas Nast tidak menggunakannya di kartun Harper's Weekly pada tahun 1874.

Kartun buatan Nast memang sangat menarik. Terlihat seekor keledai yang mengenakan kulit singa membuat semua penghuni kebun binatang terlihat ketakutan, tidak terkecuali seekor gajah yang dilabeli 'The Republican Vote'. Dan sejak itulah Partai Republik pun menggunakan gajah sebagai simbol partai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun