Akhirnya sampai juga di tengah Staromestske Namesti atau the Old Town Square yang indah di jantung kota tua Praha, ibu kota negara Ceko. Setelah berjalan kaki cukup jauh dari atas kastil Praha, menyeberang Karluv Most yang elok, lalu menyusuri jalan Karlova yang berliku hingga tiba di alun-alun di pusat kota tua Praha yang menawan ini!Â
Inilah alun-alun yang telah menjadi saksi sejarah kota Praha selama lebih 500 tahun. Dan hingga kinipun tetap menjadi bagian terpenting dari kehidupan kota Praha! Bagi pecinta sejarah, pengagum arsitektur atau mungkin gaya hidup, semuanya seakan menemukan yang didambakannya di sini. Di Old Town Square!Â
Praha, ibu kota Republik Ceko, terletak persis di jantung benua Eropa. Ada beberapa julukan yang diadopsi berbagai publikasi ketika berbicara mengenai kota berpenduduk sekitar 1,3 juta jiwa ini. Mulai dari The Heart of Europe, The Magical City, The Golden City, The City of Hundred Spires sampai ke julukan yang menyandingkannya dengan ibukota Prancis, "Paris of the East".
Semua julukan tersebut sudah cukup menjelaskan posisi Praha sebagai salah satu kota tercantik di Eropa. Tidak heran, setiap tahun kota ini mampu menarik rata-rata sekitar 8 juta wisatawan mancanegara.
Republik Ceko (Czechia) sendiri adalah sebuah negara land-locked alias terkurung di daratan tanpa memiliki teritori yang berbatasan dengan lautan. Dengan luas wilayah sekitar 78,866 km persegi, Ceko terdiri dari beberapa wilayah historis, yaitu Bohemia, Moravia dan sebagian Silesia.Â
Di utara Ceko berbatasan dengan Polandia, di timur dengan Slovakia, di selatan dengan Austria dan di barat dan utara dengan Jerman.
Dengan posisi geografis seperti itu, maka ibu kota Praha yang berada di wilayah tengah Ceko, relatif mudah dijangkau dari berbagai jurusan. Akses ke Praha bisa dicapai melalui udara dari berbagai kota besar Eropa, maupun lewat jalan darat.
Praha telah menjadi kota utama bangsa Bohemia selama lebih dari 1,100 tahun. Masa keemasan kota Praha datang pada abad ke 14, ketika kota itu berkembang makmur di bawah pemerintahan Raja Charles IV, dari dinasti Limburg-Luxemburg. Raja inilah yang memerintahkan konstruksi banyak bangunan monumental dan bersejarah.
Praha pun tumbuh menjadi kota ketiga terbesar di Eropa pada masa itu, setelah kota Roma dan Konstantinopel. Praha juga berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan. Akan tetapi, kota ini kemudian jatuh di bawah pengaruh beberapa kekuatan asing -- yang paling akhir adalah di bawah Uni Soviet, yang menguasainya sejak akhir Perang dunia II sampai kehancuran Komunisme di tahun 1989.
Bangunan-bangunan bersejarah dengan nilai arsitektur tinggi, mulai dari abad ke 9 sampai era Raja Charles IV, membuat kota Praha menjadi sangat menarik untuk dikunjungi. Kastil-kastil abad ke 9 di puncak bukit Hradcany, sepanjang Sungai Vltava dan di kawasan kota tua menandai pemukiman pertama yang dicatat sejarah kota ini.
Wisata jalan kaki memang populer di Praha. Dan titik awal "Walking Tour" ini biasanya di mulai dari atas Hradcany, kawasan Kastil Praha. Lalu, turun ke arah Malo Stranka, terus menyeberang lewat Karluv Most (Charles Bridge) menuju Staromestske Namesti (Old Town Square).
Alasan praktisnya, karena lebih mudah dan tidak begitu melelahkan jika dari atas turun ke bawah dibandingkan sebaliknya. Alasan lainnya, tentu saja akan jauh lebih menyenangkan jika tour berujung di alun-alun.Â
Di sinilah tempat terbaik untuk bersantai di kafe, singgah ke galeri atau belanja kristal Bohemia. Dan bagi peminat produk branded terkenal, bisa juga menyusuri jalan Parizska yang membentang dari Staromestske sampai ke jembatan Cechuv Most yang melayang di atas sungai Vltava.
Pada awalnya, sebuah istana dengan arsitektur bergaya Romawi dibangun pada abad ke-12. Selanjutnya pada abad ke-14, di era Charles IV, istana tersebut dibangun kembali dengan gaya gotik.Â
Kastil ini kemudian terus diperbesar di abad ke-16, khususnya setelah terjadi kebakaran besar di tahun 1541. Akhirnya, dengan pengawasan arsitek M. Pacassi, kastil ini mencapai bentuk terakhirnya di masa penguasa Habsburg, Ratu Maria Theresa dari Austria.
Dalam komplek kastil ini, kita juga bisa melihat sebuah gereja gotik yang anggun. Itulah Katedral St.Vitus yang merupakan gereja terbesar dan terindah di kota Praha. Sejarah konstruksi gereja ini sangat panjang dan menarik. Perencanaan katedral dibuat oleh M. d'Arras, seorang arsitek asal Perancis, yang diundang ke Praha oleh Raja Charles ke-IV.
Di samping istana dan katedral, masih ada beberapa gereja dan bangunan lainnya dalam komplek ini yang layak dilihat. Sedemikian besarnya komplek ini, maka buku rekor Guinness World Records mencatat komplek kastil ini sebagai "The Largest Ancient Castle in the World".Â
Yang tidak suka berbelanja, biasanya langsung menapak turun anak tangga yang panjang dan menuju ke Mala Stranko. Selanjutnya, terus menyusuri U Luzickeho Seminare menuju Karluv Most (Charles Bridge) yang sangat termasyur itu.
Bagi warga Praha, Karluv Most mungkin sama pentingnya seperti Golden Gate Bridge bagi penduduk San Francisco. Di sepanjang sungai Vltava membentang sekitar 17 buah jembatan. Namun, Karluv Most-lah yang tertua dan sudah pasti paling terkenal. Hampir setiap hari ribuan turis tumpah ruah melewati atau sekedar berfoto di jembatan yang membentang megah di atas Sungai Vltava itu.
Pada abad ke-18, jembatan ini kian dipercantik dengan ditambahkannya 30 buah patung orang suci bergaya barok di sisi kiri-kanan jembatan.
Di sepanjang jembatan ini biasanya dipenuhin banyak pedagang kaki lima dan pengamen yang ikut meramaikan Karluv Most. Dan tidak kalah uniknya, kabarnya di atas jembatan inilah tempat favorit bagi para pencopet di Praha untuk membidik calon mangsanya.
Tetapi, Februari lalu itu, ketika temperatur kian menurun ke sekitar 0C, penulis tidak menemui banyak wisatawan di sekitar jembatan. Tangan pencopet pun mungkin sudah kedinginan sebelum mampu mencopet. Lagipula, mencopet di musim dingin jelas lebih sulit dibandingkan di musim panas. Di musim dingin, wisatawan umumnya memakai pakaian berlapis dan dompet pun tersimpan di kantong paling dalam.
Jalan ini juga menghubungkan dua objek wisata ternama di Praha -- Karluv Most dan Old Town Square. Alun-alun kota tua yang dibangun lebih 500 tahun lalu itu menampilkan beberapa bangunan fenomenal.
Bangunan pertama di alun-alun yang begitu menyita pandangan semua pengunjung adalah Church of Our Lady before Tyn. Gereja dengan menara kembarnya yang indah ini berdiri berdesakkan dengan museum, kafe dan toko yang berada di sekitarnya.Â
Sejak didirikan pada abad ke-14, gereja bergaya arsitektur gotik ini telah menjadi ikon kawasan kota tua ini. Dua menara kembar setinggi 80 meternya selalu terlihat di berbagai publikasi pariwisata ibukota Praha. Memang cantik dan layak menjadi ikon kota.
Sementara itu, persis di seberangnya, seakan bersaing menghiasi langit kota tua adalah Menara dari Old Town Hall. Tapi, tunggu dulu, yang paling menarik dari menara ini bukan jam besar di puncak menaranya. Tetapi, justru Astronomical Clock nan unik yang menempel di sisi selatan menara.Â
Hal paling mengagumkan dari jam yang telah berdetak sejak 1490 ini adalah saat prosesi Twelve Apostles-nya yang selalu ditunggu wisatawan yang setia menunggui di depannya.
Masih di alun-alun menawan ini, berdiri di sisi lainnya, kita juga bisa menyaksikan Church of St. Nicholas yang anggun dan puluhan bangunan tua dengan fasade berbagai gaya arsitektur fantastis. Sebuah alun-alun yang memesona, bukan?
Jika kaki masih kuat melangkah, ayo kita mampir ke alun-alun lainnya yang juga sangat terkenal di Praha. Namanya, Wenceslas Square. Dari Old Town Square hanya berjarak sekitar 900 meter. Tidak jauh. Jalan kaki saja.Â
Setiba di alun-alun Wenceslas, segera terlihat sedikit perbedaan dengan alun-alun sebelumnya. Wisatawan mancanegara tampaknya lebih suka memadati Old Town Square. Sedangkan, warga lokal lebih memilih alun-alun Wenceslas sebagai tempat ideal untuk rendezvous.
Brosur-brosur klub malam dengan label "The hottest in Prague" makin menggoda pengunjung untuk singgah sejenak. Baik hanya menikmati segelas dua gelas bir Ceko yang terkenal ataupun melewatkan malam sambil menyaksikan tarian panggung yang aduhai.
O ya, jangan lupa, ini Praha bung! Kota ini sudah sangat lama dikenal sebagai kota yang 'astaga'. Meskipun pemerintah setempat berusaha mati-matian mengubah citra kota ini supaya tampil lebih santun, tapi toh label lama ini tak juga luntur.Â
Praha telah lama kondang sebagai destinasi kehidupan malam di Eropa tengah. Di sekitar alun-alun Wenceslas saja kita bisa menemukan beberapa klub malam yang rajin menyebarkan brosur mereka ke semua hotel di Praha.
Namun, jika ingin menghindari dunia "gelap" tadi, Praha juga masih menyimpan banyak klub minum tanpa embel-embel prostitusi. Misalnya saja, beberapa tempat seperti resto ala pabrik bir untuk pecinta bir.Â
Salah satunya, bisa saja singgah di Beer Factory, di mana pengunjung bebas mengucurkan bir sendiri langsung dari meja masing-masing. Setiap meja dilengkapi dengan 'tap' bir yang siap mengucurkan Pilsner Urquell ke gelas anda. Pasti pengalaman yang mengesankan. Na zdravi!
Praha memang selalu menawan hati. Tapi, setiap pelancong pasti tahu, kadang kita harus berhati-hati agar tidak mudah jatuh hati (pada kehidupan malamnya). Jika tidak, Praha bisa menjadi prahara.
Kelapa Gading, 28 November 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto adalah koleksi pribadi, kecuali foto peta dan Wenceslas Square.