Para penikmat alam itu tentunya tahu makna sesungguhnya ketika menyatu dengan alam di keheningan pagi nan indah. Sebagian di antaranya bahkan sudah datang ke lokasi sejak malam hari.
Kampung Berua dikelilingi gugusan karst yang menjulang dan lingkungan sekitarnya yang begitu asri. Ribuan tahun lalu, kampung Berua merupakan danau besar di tengah perbukitan karst. Berbagai bukti arkeologi mendukung hal tersebut. Seperti yang dikisahkan dalam sebuah papan oleh pengelola area wisata ini.
Persis di tengah perkampungan, sebuah telaga kecil tampil begitu menawan. Ketika matahari pagi kian berkilau di timur, refleksi gugusan karst terpantul indah di permukaan telaga.Â
Bahkan sebuah perahu kecil yang begitu sederhana pun terlihat begitu indah, seakan menyatu mesra dengan alam di sekeliling. Sungguh sebuah panorama bak sepotong postcard dari Swiss, yang terkenal dengan keindahan danau-danaunya.
Keindahan pagi itu kian sempurna, ketika kami berkenalan dengan Daeng Gassing, salah seorang warga setempat yang selalu ramah menyambut pengunjung.Â
Daeng Gassing rupanya sangat dikenal di kalangan komunitas fotografer di Makassar. Dengan gaya atraktif bak model papan atas, beliau ikut berpose di perahu maupun beraksi melempar jala. Sungguh suatu pagi yang tidak terlupakan. Pagi yang terekam indah dalam ratusan frame foto yang sudah diabadikan.
Menyeruputnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit. Sambil terus mengagumi sajian alam yang menakjubkan. Mungkin inilah yang paling didambakan para pecinta kopi sekaligus pelancong dunia, "A coffee with a million dollar view!"
Kelapa Gading, 13 Agustus 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto adalah koleksi pribadi.