Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Berkunjung ke Batan, Citra Negatif Nuklir Kini Luntur

26 September 2018   17:08 Diperbarui: 27 September 2018   01:54 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lah wereng saja tidak mau sama padinya, apa nggak bahaya buat manusia? Ternyata, melalui rekayasa dengan radiasi, unsur yang disukai oleh hama wereng dari dalam padi, bisa dihilangkan dengan rekayasa dan menggunakan radiasi. Widih, canggih bener!

Teknologi nuklir juga dimanfaatkan untuk kesehatan. Bahkan, batan sudah berhasil membuat alat yang bisa mendeteksi seberapa besar fungsi ginjal kita. Batan juga memproduksi banyak hal lain dengan teknologi mereka. Misalnya untuk pangan. Bahan pangan bisa dibuat lebih awet dengan iradiator.

Kurang lebih sejam mendapatkan penjelasan, kami diajak ke lokasi reaktor serba guna atau reaktor yang berguna buat riset. Deg ... deg.. deg .. an ... wah mau ke reaktor nuklir? Duh serem nggak ya?

Pak Awwaludin dan Pak Agung sebelumnya sudah menjelaskan bahwa reaktor nuklir untuk pembangkit tenaga listrik dan reaktor nuklir untuk riset ini berbeda. Sangat berbeda. Reaktor nuklir yang berada di kawasan Puspitek ini, dimanfaatkan untuk riset dan hal berguna lainnya seperti untuk membuat isotop.

Kami pun menuju ke Gedung Reaktor Serbaguna G.A Siwabessy. Kok dinamain G.A Siwabessy ini ya? Ternyata, G.A Siwabessy ini merupakan tokoh yang diminta oleh Presiden Pertama RI untuk membangun Batan. Wah baru tahu deh saya. Dasar kudet, apa nggak pernah belajar ya?

Masuk ke ruang reaktor serbaguna ini, suasana menyeramkan soal nuklir mulai hilang. Tapi saya masih saja deg-degan. Pak Purwadi akan menemani rombongan saya untuk melihat reaktor nuklir. Setelah dipecah menjadi tiga rombongan, kami diarahkan ke tempat untuk memakai pakaian khusus. Pakaian ini untuk melindungi kami dari radiasi.

Wadoooooh... makin deg-degan deh saya ini....

Setelah saya dan teman-teman memakai pakaian khusus, kami masuk melalui sebuah pintu. Kami serasa di film-film hollywood karena untuk membuka pintu, pak Purwadi harus meminta dibuka lewat telepon. Semakin kayak di film-film deh.

Setelah melewati pintu pertama, kami diwajibkan untuk mengenakan sepatu khusus. Sepatu khusus ini, seperti sarung untuk sepatu. Jadi kami tinggal memakainya tanpa mencopot sepatu kami. Setelah memakai sepatu ini, perjalanan kami dilanjutkan ke ruangan berikutnya. Kami kembali harus melewati pintu lagi, dan melewati semacam alat scan sebelum akhirnya kami sampai di reaktor nuklir.

Berada di dalam reaktor nuklir ini, rasa menyeramkan soal reaktor nuklir langsung sirna. Yah, begini saja toh? Kirain suasananya mencekam? Ternyata ya biasa saja. Kami diajak pak Purwadi melihat reaktor nuklir. Ada semacam kolam yang ada bahan bakar reaktor di dalamnya.

Kolam ini berisi air yang sudah dimurnikan dan benar-benar hanya mengandung unsur H2O saja dan tidak ada unsur mineral. Airnya cenderung berwarna biru tapi bening. Ketika kami berkunjung, reaktor sedang tidak beroperasi. Reaktor ini berfungsi hanya dari hari jumat sampai hari Selasa saja. Sisanya, shut down atau tidak berfungsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun