Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tahu Campur dengan Citarasa Unik di Malang

11 Februari 2018   11:15 Diperbarui: 11 Februari 2018   11:31 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seharusnya tulisan tentang makanan unik yang saya temui tidak jauh dari alun-alun kota Malang, beberapa pekan lalu, sudah saya posting duluan. Tapi baru hari ini saya tulis.

Makanan unik ini, saya temui di hari pertama saya jalan-jalan ke Malang bersama dengan Indihome Jakarta Utara, pertengahan Januari 2018 lalu.

Di hari pertama di Malang, pada malam hari, saya dan bang Benny dari North CBR Club, kami niat mencari kuliner khas Malang. Keluar dari hotel kami berjalan kaki.

Bermodalkan google maps, kami berjalan kaki dari hotel Whizz Prime ke alun-alun. Sampai ke alun-alun, kami tidak menemukan makanan khas.

Ketika kami kembali dari alun-alun, pandangan kami tertuju ke sebuah gerobak di kantor Telkom Malang yang tidak jauh dari alun-alun.

Tahu Campur Lamongan Telkom

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Kami langsung mampir untuk makan. Tidak perlu waktu lama untuk mikir. Niatnya memang cari makanan yang ada di malang.

Yang saya bayangkan, Tahu Campur ini hanya tahu dan aksesoris, sayur-sayuran semisal kol dan kecambah.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
https://www.instagram.com/p/BeGAMGelgzN/

Ketika makanan tahu campur ini sudah tersedia, saya sedikit kaget karena kok ada dagingnya. Wah beneran berbeda.

Tahu campur ini juga pakai ubi, kecambah, tetelan, daun selada dan juga ada bihun. Sekali lagi, benar benar berbeda.

Karena tahu campur ini berkuah, saya harus mencicipi kuahnya. Langsung saya seruput dengan sendok. Sebuah sensasi rasa berbeda.

Rasa manis dan asin menyatu. Karena ada kuah rebusan daging, sensasi cita rasanya makin berbeda. Kuah dari Tahu campur ini memang adalah kuncinya.

Sulit saya menjelaskan rasanya karena sangat khas. Yang penting bisa membuat "lidah bergoyang" karena enak untuk disantap sambil menyeruput kuahnya.

Ternyata yang membuatnya berbeda adalah ada tambahan "petis".

Satu piring tahu campur lamongan ini tidak mahal. Hanya Rp 13.000.

Kalau ke Malang lagi, kayaknya bakal mampir lagi. Dan pembaca bacirita, bisa juga mampir untuk mencobanya.

Tulisan ini bisa dibaca juga di blog saya demenjajan.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun