Mohon tunggu...
tomi tulus
tomi tulus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Bengkulu

Perkenalkan nama saya Tomi Tulus. Saya merupakan salah satu mahasiswa universitas Bengkulu jurusan kesejahteraan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Peran Pendidik dalam Menanggapi Mahasiswa Pragmatis di Era Meta

7 Juni 2023   18:47 Diperbarui: 7 Juni 2023   18:58 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menghadapi arus globalisasi seperti sekarang ini. Bisa dikatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer bagi umat manusia dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin ketat dan semakin berat. Tanpa pendidikan mungkin manusia sekarang tidak akan berbeda dengan pendahulunya yaitu pada masa purbakala. Optimalisasi mutu pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang unggul diberbagai bidang. 

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Rendahnya kualitas produk pembelajaran merupakan gambaran kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur, namun proses belajar mengajar merupakan jantung pendidikan yang perlu diperhitungkan karena pembelajaran inilah transformasi pendidikan dari peserta didik dan pendidik.

Kecanggihan teknologi sekarang ini banyak memberikan pengaruh besar pada pragmatisme, misalnya banyak sekali mahasiswa yang ketika mengerjakan tugasnya merasa sangat terbantu dengan adanya internet, begitu browsing langsung dapat referensi yang dibutuhkan. Tapi ternyata di balik kecanggihan teknologi dan pemikiran pragmatis yang memang praktis itu, banyak sekali hal yang mungkin ditimbulkan oleh pengaruh pragmatisme. Jelas mahasiswa sebagai pelajar dituntut untuk selalu berperilaku ilmiah. Akan tetapi kenyataannya, pemikiran pragmatis tidak pernah sejalan dan disatukan dengan perilaku ilmiah itu. Terlebih lagi perilaku ilmiah memang tidak bisa digeneralisasikan pada seluruh mahasiswa. 

Akibat yang ditimbulkan ternyata lebih berbahaya daripada manfaatnya. Kepraktisan inilah yang menghambat pemikiran mahasiswa untuk mengeksplorasi pemikirannya. Sehingga mereka tidak lagi berfikiran secara kritis ketika menghadapi sebuah masalah. Dunia pendidikan tidak membenarkan hal tersebut tapi hal tersebut sudah mengakar dalam diri mahasiswa. Fenomena pragmatisme mahasiswa ini, akhirnya justru membuka peluang bagi tumbuhnya jasa penyusunan skripsi. Mendapatkan rupiah melalui lahan ini cukup prospektif sambil terus membudayakan instan mahasiswa. Namun, adanya bisnis tersebut justru makin merunyamkan dunia Perguruan Tinggi yang telah tercoreng dengan kebijakan biaya mahalnya. 

Maka atas dasar permasalahan yang tengah terjadi di kehidupan mahasiswa sekarang dibutuhkan suatu pengelolaan yang baik di ruang kelas. Lif Khairu Ahmadi mengemukakan bahwa terdapat beberapa prinsip yang perlu diketahui dan kemudian diterapkan sebelum prosedur pembelajaran tatap muka berlangsung yaitu: 

Keterlibatan peserta didik secara langsung 

Individualisme 

Pemindahan dalam belajar (transfer learning)

Keseluruhan / kesatuan 

Bimbingan 

Respon-respon baru 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun