Mohon tunggu...
Tomi Nur Diyana
Tomi Nur Diyana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Siliwangi, dan Pebisnis Produk Digital

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Ganjar Pranowo: Antara Harapan dan Kenyataan di Bawah Bayang-Bayang PDI P

19 November 2023   03:43 Diperbarui: 19 November 2023   06:14 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : CNN Indonesia

Pada tahun 2018, ia kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah bersama Taj Yasin Maimoen sebagai wakilnya. Ia berhasil mempertahankan jabatannya dengan mengalahkan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah, yang diusung oleh koalisi partai-partai pendukung Prabowo Subianto, dengan perolehan suara sebesar 57,8 persen. Ia kemudian dilantik sebagai Gubernur Jawa Tengah untuk periode kedua pada 5 September 2018.  

Namun, pada 5 September 2023, Ganjar Pranowo mengundurkan diri dari jabatan Gubernur Jawa Tengah setelah ditetapkan sebagai calon presiden oleh PDI-P. Ia digantikan oleh Nana Sudjana sebagai pelaksana tugas (plt) Gubernur Jawa Tengah. Keputusan ini menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Beberapa mengapresiasi langkah Ganjar Pranowo sebagai bentuk konsistensi dan dedikasinya dalam berpolitik. Namun, beberapa juga mengecam langkah Ganjar Pranowo sebagai bentuk pengkhianatan dan pengabaian terhadap amanah rakyat Jawa Tengah.  

Dalam pencalonannya sebagai presiden, Ganjar Pranowo mengusung visi untuk membangun Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera. Ia menawarkan konsep "Indonesia Baru" yang berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia juga menjanjikan untuk melanjutkan dan memperbaiki program-program pemerintahan Joko Widodo, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, ekonomi, dan lingkungan hidup.  

Namun, dalam perjalanannya menuju kursi presiden, Ganjar Pranowo harus menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang tidak mudah. Salah satunya adalah bayang-bayang PDI-P sebagai partai pengusungnya. PDI-P, yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, merupakan partai terbesar dan terkuat di Indonesia saat ini. Partai ini memiliki pengaruh yang besar dalam berbagai aspek politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Partai ini juga memiliki basis massa yang loyal dan militan, terutama di Jawa dan Bali.  

Di satu sisi, bayang-bayang PDI-P dapat menjadi kekuatan dan keunggulan bagi Ganjar Pranowo dalam meraih dukungan dan simpati dari masyarakat. PDI-P memiliki jaringan dan sumber daya yang luas dan kuat di seluruh Indonesia. PDI-P juga memiliki citra dan identitas yang kuat sebagai partai nasionalis, demokratis, dan pro-rakyat. PDI-P juga memiliki figur-figur karismatik dan berpengaruh, seperti Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo, Puan Maharani, dan Pramono Anung. 

Di sisi lain, bayang-bayang PDI-P juga dapat menjadi beban dan kendala bagi Ganjar Pranowo dalam menjalankan visi dan misinya sebagai presiden. PDI-P sering dikritik sebagai partai yang otoriter, nepotis, dan korup. PDI-P juga dianggap sebagai partai yang tidak konsisten dan pragmatis dalam berbagai isu politik, seperti reformasi, demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. PDI-P juga memiliki konflik dan persaingan internal yang sengit, terutama antara kubu Megawati dan kubu Jokowi. 

Oleh karena itu, Ganjar Pranowo harus mampu menyeimbangkan antara harapan dan kenyataan dalam berpolitik di bawah bayang-bayang PDI-P. Ia harus mampu memanfaatkan kekuatan dan keunggulan PDI-P sebagai partai pengusungnya, sekaligus mengatasi beban dan kendala PDI-P sebagai partai pendukungnya. Ia harus mampu menjaga loyalitas dan harmonisasi dengan PDI-P, sekaligus menunjukkan otoritas dan integritas sebagai presiden. Ia harus mampu mengakomodasi aspirasi dan kepentingan PDI-P, sekaligus mewujudkan visi dan misi Indonesia Baru. 

Apakah Ganjar Pranowo mampu melakukan hal tersebut? Apakah jika terpilih nanti ia mampu menjadi presiden yang independen, profesional, dan visioner? Ataukah ia hanya menjadi presiden yang tergantung, terkendali, dan terbatas oleh PDI-P? Entahlah, jawabannya akan terlihat dalam perjalanan politiknya menuju kursi presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun