Mohon tunggu...
Tobari
Tobari Mohon Tunggu... Dosen Pascasarjana bidang Manajemen dan alumni S2 Fak.Psikologi UGM 1998 kekhususan Psikometri.

Berharap diri ini dapat bermanfaat bagi orang lain, berusaha aktif menulis artikel inspiratif. Menjadikan tulisan sebagai sarana pencerahan jiwa, agar hidup tak sekadar berjalan, tetapi bermakna untuk mencari bekal kehidupan kekal di akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keadilan Energi Berbasis Manusia untuk Masa Depan Berkelanjutan

4 Oktober 2025   17:51 Diperbarui: 4 Oktober 2025   22:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan itu, Tobari juga menyinggung kondisi Indonesia.

Meskipun World Bank (2023) melaporkan bahwa rasio elektrifikasi nasional telah mencapai lebih dari 99 persen, kenyataannya masih banyak daerah terpencil seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur yang mengalami kemiskinan energi (World Bank, 2023).

"Angka nasional sering kali menutupi ketimpangan. Di lapangan, banyak masyarakat yang listriknya masih terbatas, mahal, dan tidak stabil," jelas Tobari.

Kondisi ini, bukan sekadar masalah infrastruktur energi, tetapi juga tantangan MSDM. 

Masyarakat di daerah terpencil membutuhkan literasi energi, keterampilan manajerial, dan kepemimpinan lokal yang kuat untuk dapat mengelola sumber daya energi secara mandiri dan berkelanjutan.

Konsep Keadilan Energi

Dalam presentasi tersebut, Tobari memaparkan konsep keadilan energi yang terdiri atas tiga dimensi utama:

  • Distributif: pemerataan akses, keterjangkauan, dan kualitas energi.
  • Prosedural: pelibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
  • Pengakuan: penghormatan pada nilai budaya lokal dan kelompok rentan.

Konsep ini sejalan dengan kajian akademik (Heffron & McCauley, 2017; Jenkins et al., 2021) yang menekankan bahwa keadilan energi merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan yang memanusiakan manusia (Heffron & McCauley, 2017)

Strategi Implementasi dan Dampak

Lebih jauh, pada kesempatan itu Tobari menawarkan beberapa strategi implementasi, di antaranya:

  • Pemberdayaan masyarakat dan literasi energi, agar masyarakat memiliki kapasitas mengelola energi.
  • Perencanaan partisipatif, supaya keputusan sesuai kebutuhan lokal.
  • Tata kelola adaptif, agar kebijakan fleksibel terhadap perubahan.
  • Inovasi pembiayaan, seperti koperasi energi dan blended finance untuk mengatasi kendala modal.

Ditegaskan bahwa strategi ini bukan hanya menyangkut energi, tetapi juga penguatan kapasitas SDM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun