Dalam sesi di Room H, Tobari, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Palembang yang fokus pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), tampil secara daring menyampaikan materi berjudul:
"Human-Centered Approaches to Energy Justice: Pathways Toward Inclusive and Sustainable Economic Growth."
Dalam penyampaian materi ini, Tobari mengemukakan bahwa transisi energi tidak bisa hanya dipahami dari sisi teknologi dan ekonomi.
Energi bukan sekadar soal listrik menyala, pabrik beroperasi, atau transportasi berjalan. Energi adalah tentang kehidupan manusia, daya saing bangsa, dan masa depan generasi.
Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA, 2022), masih ada sekitar 733 juta orang di dunia yang belum memiliki akses listrik, dan 2,4 miliar orang masih bergantung pada biomassa tradisional seperti kayu bakar untuk kebutuhan harian (IEA, 2022).
"Angka ini bukan hanya statistik. Ini adalah wajah nyata ketidakadilan, di mana jutaan orang masih hidup dalam kegelapan di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat," tegas Tobari.
Situasi seperti ini, berdampak langsung pada pembangunan manusia.
Tanpa akses energi, anak-anak sulit belajar di malam hari, pelayanan kesehatan terbatas, produktivitas tenaga kerja menurun, dan peluang ekonomi terhambat.
Artinya, energi bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga investasi pada kualitas SDM.
Ketimpangan Akses Energi dan Urgensi Penguatan SDM Daerah Terpencil