Mohon tunggu...
Tobari
Tobari Mohon Tunggu... Dosen Pascasarjana bidang Manajemen dan alumni S2 Fak.Psikologi UGM 1998 kekhususan Psikometri.

Berharap diri ini dapat bermanfaat bagi orang lain, berusaha aktif menulis artikel inspiratif. Menjadikan tulisan sebagai sarana pencerahan jiwa, agar hidup tak sekadar berjalan, tetapi bermakna untuk mencari bekal kehidupan kekal di akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keadilan Energi Berbasis Manusia untuk Masa Depan Berkelanjutan

4 Oktober 2025   17:51 Diperbarui: 4 Oktober 2025   22:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar saat penyampaian materi di Room H (Dokpri)

Dalam sesi di Room H, Tobari, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Palembang yang fokus pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), tampil secara daring menyampaikan materi berjudul:

"Human-Centered Approaches to Energy Justice: Pathways Toward Inclusive and Sustainable Economic Growth."

Tangkapan layar saat penyampaian materi di Room H (Dokpri)
Tangkapan layar saat penyampaian materi di Room H (Dokpri)

Dalam penyampaian materi ini, Tobari mengemukakan bahwa transisi energi tidak bisa hanya dipahami dari sisi teknologi dan ekonomi.

Energi bukan sekadar soal listrik menyala, pabrik beroperasi, atau transportasi berjalan. Energi adalah tentang kehidupan manusia, daya saing bangsa, dan masa depan generasi.

Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA, 2022), masih ada sekitar 733 juta orang di dunia yang belum memiliki akses listrik, dan 2,4 miliar orang masih bergantung pada biomassa tradisional seperti kayu bakar untuk kebutuhan harian (IEA, 2022).

"Angka ini bukan hanya statistik. Ini adalah wajah nyata ketidakadilan, di mana jutaan orang masih hidup dalam kegelapan di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat," tegas Tobari.

Situasi seperti ini, berdampak langsung pada pembangunan manusia.

Tanpa akses energi, anak-anak sulit belajar di malam hari, pelayanan kesehatan terbatas, produktivitas tenaga kerja menurun, dan peluang ekonomi terhambat.

Artinya, energi bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga investasi pada kualitas SDM.

Ketimpangan Akses Energi dan Urgensi Penguatan SDM Daerah Terpencil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun