Tulisan sebagai Warisan Abadi: Teladan Ulama dan Ilmuwan Muslim dalam Tradisi Literasi
Oleh: Tobari
Menulis adalah salah satu anugerah besar yang diberikan Allah kepada manusia. Melalui tulisan, ilmu tidak hanya berhenti pada generasi tertentu, tetapi diwariskan lintas zaman.
Pena, tinta, dan kertas adalah saksi bagaimana peradaban Islam tumbuh dan berkembang, meninggalkan jejak yang hingga kini masih dirasakan umat manusia.
Dalam Islam, menulis tidak sekadar aktivitas intelektual, melainkan sebuah ibadah jika diniatkan untuk menyebarkan kebaikan, ilmu, dan amal shalih.
Al-Qur'an dan hadits memberi landasan kuat tentang pentingnya menulis.
Para ulama klasik pun menunjukkan teladan nyata: dengan pena, mereka mengubah peradaban, dengan karya, mereka menorehkan amal jariyah yang terus hidup meski jasad mereka telah tiada.
Pena dalam Perspektif Al-Qur'an
Wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam mengandung pesan tentang membaca dan menulis. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."Â (QS. Al-'Alaq: 1-5)