Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Seorangpun Akan Mampu Bertahan Bila Targetnya Hanyalah Headline

25 September 2025   05:21 Diperbarui: 25 September 2025   05:21 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input Keterangan & Sumber Gambar unsplash.com

Dan justru dari ketulusan itulah pembaca merasa dekat. Mereka tidak hanya membaca tulisan kita, tetapi juga merasakan kehadiran kita sebagai manusia yang berbagi pengalaman dan perasaan.

Pengalaman Pribadi di Kompasiana

Sebagai penulis di Kompasiana, saya sudah merasakan jatuh bangun dalam menulis. Ada tulisan saya yang masuk headline, ada pula yang sepi tanpa komentar. Dulu, ketika tulisan saya tidak dilirik, ada rasa kecewa. Tetapi lama-lama saya belajar: ternyata kepuasan menulis tidak bergantung pada sorotan semata.

Saya menemukan kebahagiaan yang lebih mendalam ketika ada pembaca yang berkata: “Tulisan Bapak membuat saya tersadar, tulisan Bapak menguatkan saya.” Itu lebih berharga daripada sekadar muncul di beranda.

Kompasiana bagi saya bukan hanya tempat menulis, tetapi juga ruang berbagi dan bertumbuh bersama. Saya menulis bukan karena headline, tetapi karena saya ingin meninggalkan jejak sederhana dalam bentuk kata-kata.

Pesan untuk Sahabat Penulis

Sahabat-sahabat penulis di mana pun berada, izinkan saya menyampaikan pesan sederhana: jangan biarkan headline menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan menulis. Headline itu indah, tapi bukan segalanya.

Yang lebih penting adalah bagaimana kita konsisten menulis, terus mengasah diri, dan menghadirkan manfaat bagi orang lain. Biarlah tulisan kita menjadi warisan kecil, yang suatu hari mungkin akan dikenang anak cucu, atau bahkan orang asing yang tanpa sengaja menemukannya.

Menulislah dengan cinta. Sebab cinta akan menguatkan kita di kala tidak ada yang membaca. Menulislah dengan hati. Sebab hati yang tulus akan menemukan hati lain yang sedang membutuhkan.

Menulis Warisan Abadi dalam Kata

Pada akhirnya, tak seorang pun akan mampu bertahan bila targetnya hanya headline. Popularitas itu fana, sorotan itu sementara. Tetapi kata-kata yang ditulis dengan hati, akan abadi. Ia akan melampaui headline, melampaui popularitas, bahkan melampaui usia kita sendiri.

Menulis bukan soal siapa yang paling sering muncul di beranda, melainkan siapa yang paling dalam meninggalkan jejak di hati pembaca.

Maka, mari terus menulis, bukan untuk headline, melainkan untuk kehidupan.
Headline hanyalah bonus, bukan tujuan. Tujuan sejati menulis adalah berbagi, menyentuh hati, dan meninggalkan warisan kebaikan melalui kata-kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun