Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"The Power of Love" yang Menakjubkan

9 Januari 2022   20:27 Diperbarui: 9 Januari 2022   20:47 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang Jarang Dipahami Orang 

Walaupun cinta tidak  mengenyangkan, tapi hidup tanpa cinta, tak ubahnya bagaikan robot yang bergerak berdasarkan gerak reflek. Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, dulu sewaktu masih muda, saya jatuh dari pohon jambu yang tumbuh dipekarangan rumah orang tua. 

Jatuh dengan posisi kepala terlebih dahulu menghujam ketanah . Kepala terasa remuk,namun saya mencoba menguatkan hati dan berdiri serta mencoba berjalan menuju kerumah. Tetapi baru beberapa langkah berjalan,saya tumbang dan tidak sadarkan diri. Saat saya tersadar, saya tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi untuk membuka mata saja sudah tidak mampu. Berbulan bulan saya terbaring dan karena kondisi saya semakin gawat,maka saya diberikan sakramen akhir oleh alm. Pastor Spinnabelli S.X. 

Menurut dokter, bila terjadi mujizat dan saya mampu bertahan hidup ,kemungkinan besar saya akan kehilangan memory, karena geger otak yang parah. Tetapi rasa cinta yang teramat mendalam, menghadirkan semangat dalam jiwa saya untuk terus bertahan dan berusaha untuk sembuh. Tuhan Mahabesar. Saya sembuh ,walaupun sempat mengalami dimensia selama hampir satu tahun.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Keracunan dan Harus Dioperasi 4 Kali 

Kelak dikemudian hari,saat saya masih bekerja sebagai Kepala Gudang,saya keracunan. Karena pada waktu dilakukan fumigasi untuk mematikan serangga yang bersarang didalam kopi yang akan diekspor, seharusnya saya tidak boleh berada didalam gudang. 

Tapi karena Petugas yang melakukan fumigasi mungkin yakin saya sudah tahu, maka tidak mengingatkan saya, sehingga saya tetap bekerja hingga sore. Tetapi saat akan  pulang,dari hidung dan mulut saya keluar darah hitam. 

Operasi Pertama di R.S.Yos Sudarso 

Saya dilarikan ke Rumah Sakit Yos Sudarso di Padang dan hasil diagnosa saya keracunan dan pembuluh darah pecah, serta mengalami infeksi,sehingga harus di operasi. Malamnya sehabis dioperasi tetiba saya tidak bisa bernafas. Dokter yang mengoperasi saya dipanggil dan ternyata, tampon yakni kain untuk menghentikan perdarahan telah menyumbat jalur pernafasan saya. Kondisi saya semakin parah dan dirujuk ke Mount Elisabeth di Singapore

Operasi ke 2 dan ke 3 Kali di Mount Elisabeth di Singapore

Operasi kedua dan ketiga dilakukan di Mount Elisabeth oleh dokter specialis Theo Cho Keng. Tetapi ternyata saya masih belum mengalami kesembuhan. Tubuh saya merosot hingga tersisa 56 kilogram. Isteri saya memandangi saya dengan air mata berlinang dan memeluk saya,serta berbisik: "Sayang, cepatlah sembuh ya. Lin tidak mampu hidup sendiri". Kalimat ini bagaikan booster yang membangkitkan semangat hidup yang sudah mulai meredup. Saya motivasi diri: "saya harus sembuh"

Operasi ke 4 Kali di Gleneagle Hospital

Operasi keempat kalinya dilakukan di Gleneagle Hospital. Dokter yang mengoperasi saya, tampak sangat terpukul dan bilang, bahwa untuk operasi keempat kalinya ini, dirinya tidak perlu dibayar apapun. Saya hanya membayar biaya rumah sakit.

Puji Tuhan saya dikaruniai kesempatan menemani isteri saya hingga kini dalam kondisi sehat lahir batin. Karena itu saya yakin dan percaya bahwa kekuatan cinta begitu dahsyat sehingga mampu "menghidupkan orang mati"

Ternyata pengalaman hidup saya ini,juga menjadi pengalaman banyak orang di dunia. Yang awalnya di vonis dokter: "tidak ada harapan lagi", ternyata bisa sembuh ,karena cinta yang begitu besar pada pasangan hidupnya. Sebaliknya, orang yang hidup dengan perasaan hampa,karena ketiadaan cinta kasih, menjadi sangat rapuh dan gampang tumbang. Untuk jelasnya, silakan dibaca ke link yang bersangkutan *sumber: (https://www.medicalnewstoday.com)

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun