Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Selamat Jalan Sahabatku, Pergilah dengan Damai

11 Mei 2021   19:53 Diperbarui: 11 Mei 2021   20:04 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://fpscs.uii.ac.id/

" Om Bram yang baik hati.

Saya Yanti,putri pak Bram. Mohon maaf ,saya menganggu ,karena ada permohonan dari ayah Yanti. Alamat email ini Yanti dapatkan dari keponakan Om Bram yang tinggal di Pekanbaru. Ayah sedang dirawat dirumah sakit. Kondisinya sangat menguatirkan. Berkali kali ayah minta Yanti mengirim pesan kepada Om Bram,tapi sungguh Yanti malu. Tapi belakangan dengan menangis ,ayah minta agar Yanti mau menyampaikan pesan ayah kepada Om Bram. Ayah memohon maaf ,karena sudah lama tidak pernah menghubungi Om Bram ,karena uang hasil penjualan kendaraan sudah habis terpakai untuk biaya hidup,sehingga ayah terpaksa ingkar janji pada Om.

Ayah memohon,kalau boleh mau minta maaf secara langsung kepada Om. Ayah merasa tidak akan kuat bertahan hingga Hari Raya yang mendatang.Mohon dengan sangat Om Bram mau menerima telpon dari ayah Yanti. Ayah sudah lama tidak lagi menggunakan HP,yang aktif adalah nomer Yanti +62 .................

Mohon maaf yang sebesar besarnya

Salam takzim ananda Yanti

Tanpa terasa mata Bram  basah.Sama sekali ia tidak terpikirkan tentang sahabatnya yang ingkar janji. Satu satunya harapannya adalah agar sahabatnya Bram bisa sembuh seperti semula. Maka ia langsung menelpon ke nomor Yanti,putri sahabatnya. Dan begitu nomor ditekan,langsung mendapatkan jawaban dari Yanti. 

"Aduh Om ,Alhamdulilah Om berkenan menelpon. Tadi ayah drop lagi dan begitu sadar,langsung menanyakan tentang Om Bram. Boleh saya kasihkan telpon kepada ayah ?" 

Dan Bram menjawab:"Ya ya Yanti,mana ayahnya?" 

.... Dan sesaat terdengar suara laki laki menangis ....Bram maafkan awak... maafkan ."dengan suara hampir tidak terdengar.Dan Bram langsung menjawab:"Sudah lama saya maafkan Teddy. jangan pikirkan lagi masalah lama. sudah saya ikhlaskan. yang penting cepat sembuh ya"

Dan kembali suara Teddy meratap" Alhamdulilah... terima kasih  Bram..."  dan Teddy tidak kuasa melanjutkan . Sesaat kemudian terdengar suara Yanti menangis...."Om Bram...ayah sudah pergi meninggalkan kita selama lamanya.. wajahnya damai ..Terima kasih Om Bram sudah memanfaafkan ayah ..Ternyata ayah bertahan hanya untuk mendengarkan kata maaf dari Om..

Mata Bram basah oleh air mata. Ia hanya bisa mengucapkan :"Pergilah dengan damai sahabatku...semoga diterima disisi Tuhan"  Memaafkan itu sangat melegakan hati dan memberikan kedamaian bagi yang dimaafkan...

(fiction from true story) 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun