Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Selamat Jalan Sahabatku, Pergilah dengan Damai

11 Mei 2021   19:53 Diperbarui: 11 Mei 2021   20:04 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://fpscs.uii.ac.id/

Fiction From True Story

Malam ini  usai santap malam,seperti biasanya  Bram memanfaatkan waktunya untuk membalas pesan pesan yang masuk ,baik yang masuk via WA ,maupun yang masuk lewat email. Yang rutin diperiksanya adalah pesan masuk lewat WA ,karena lebih mudah membaca dan menjawabnya. Sedangkan email hanya dibuka sekali seminggu,karena memang kebanyakan Bram saling berkirim kabar baik dengan sahabat sahabatnya,maupun antar sesama anggota keluarga. Lebih simple dan lebih hemat waktu .Tapi untuk mengabaikan secara total pesan masuk lewat email,rasanya ia juga tidak tega,siapa tahu ada pesan penting yang dikirimkan melalui email.

Tetiba matanya tertuju pada nama yang sangat dikenalnya selama bertahun tahun,bahkan termasuk salah satu sahabat karibnya,pada waktu beberapa tahun yang lalu. Awalnya Bram mengira ,boleh jadi hanya persamaan nama saja,tapi entah kenapa ada keinginan yang kuat untuk membaca pesan tersebut. Ternyata memang benar dari sahabat lamanya  Teddy ,yang sudah bertahun tahun tidak lagi saling berkirim kabar. Masalahnya adalah masalah klise,yakni masalah pinjam meminjam .

Pada waktu itu,Teddy datang kerumah Bram dan menyampaikan bahwa ia dikasih waktu oleh Pemilik rumah ,bila dalam waktu 3 x 24 jam tidak bisa melunaskan tunggakan kontrak rumah,maka ia sudah harus pindah atau akan dilaporkan ke Polisi. Bram masih ingat,Teddy datang dengan wajah murung dan frustuasi. Sesungguhnya,kondisi keuangan Bram pada waktu itu,sangat buruk,karena ia barus saja habis ditipu sahabat bisnisnya dalam jumlah yang fantastis. 

Sambil memegang tangan Bram ,Teddy memohon dengan sangat agar Bram mau membantu meminjamkan uang dan akan dilunaskan  segera kendaraannya terjual Karena kalau ia buru buru menjualnya,maka harganya sangat rendah. Teddy minta waktu ,paling lama 2 bulan ,seluruh pinjaman akan dikembalikan .

Uang Tidak Kembali ,Sahabat Hilang

Mengingat persahabatan mereka yang sudah berlangsung bertahun tahun lamanya,Bram sungguh tidak tega untuk mengecewakan sahabat baiknya, Setelah merundingkan dengan isterinya,akhirnya uang dipinjamkan kepada Teddy,dengan catatan maksimal setelah dua bulan,uang akan dikembalikan secara utuh. 

Alangkah senangnya hati Teddy mendapatkan pinjaman,sehingga ia dan keluarganya tidak jadi terusir dari rumah.  Berkali kali Teddy mengucapan terima kasih ,bahkan ia mengajak anak isterinya berkunjung kerumah Bram ,untuk mengucapkan rasa terima kasihnya.

Tetapi menjelang dua bulan kemudian,Teddy sudah jarang menelpon ataupun mengirim WA kepada Bram seperti biasanya. Bagi Bram sama sekali tidak  ada masalah,karena yakin sahabat baiknya tidak mungkin ingkar janji. Tetapi dua bulan sudah berlalu,sama sekali tidak ada tanda tanda bahwa pinjaman akan dikembalikan. Padahal Bram sudah harus pindah ke kota lain,karena urusan pekerjaan  .Hingga disaat itu,Bram sama sekali tidak terpikirkan bahwa sahabatnya akan ingkar janji,malahan ia cemas  jangan jangan Teddy sakit. Maka setelah berkali kali telpon tidak diangkat,mak Bram mengunjungi rumah kontrakan Teddy. Tetapi ternyata yang tinggal disana,sama sekali tidak dikenalnya. Pemilik rumah mengatakan,bahwa Teddy dan keluarganya sudah pindah ke Pekanbaru dan nomor telponnya yang lama sudah tidak lagi digunakan Dan sejak saat itu,Bram sudah mengikhlaskan semuanya ,karena ia tidak ingin pikiran dan suasana hatinya menjadi galau hanya gegara sahabatnya ingkar janji

Kini Dihadapannya Ada Surat dikirm via email dari  Teddy

Dengan menarik nafas panjang ,dibacanya lambat lambat isi email tersebut:

" Om Bram yang baik hati.

Saya Yanti,putri pak Bram. Mohon maaf ,saya menganggu ,karena ada permohonan dari ayah Yanti. Alamat email ini Yanti dapatkan dari keponakan Om Bram yang tinggal di Pekanbaru. Ayah sedang dirawat dirumah sakit. Kondisinya sangat menguatirkan. Berkali kali ayah minta Yanti mengirim pesan kepada Om Bram,tapi sungguh Yanti malu. Tapi belakangan dengan menangis ,ayah minta agar Yanti mau menyampaikan pesan ayah kepada Om Bram. Ayah memohon maaf ,karena sudah lama tidak pernah menghubungi Om Bram ,karena uang hasil penjualan kendaraan sudah habis terpakai untuk biaya hidup,sehingga ayah terpaksa ingkar janji pada Om.

Ayah memohon,kalau boleh mau minta maaf secara langsung kepada Om. Ayah merasa tidak akan kuat bertahan hingga Hari Raya yang mendatang.Mohon dengan sangat Om Bram mau menerima telpon dari ayah Yanti. Ayah sudah lama tidak lagi menggunakan HP,yang aktif adalah nomer Yanti +62 .................

Mohon maaf yang sebesar besarnya

Salam takzim ananda Yanti

Tanpa terasa mata Bram  basah.Sama sekali ia tidak terpikirkan tentang sahabatnya yang ingkar janji. Satu satunya harapannya adalah agar sahabatnya Bram bisa sembuh seperti semula. Maka ia langsung menelpon ke nomor Yanti,putri sahabatnya. Dan begitu nomor ditekan,langsung mendapatkan jawaban dari Yanti. 

"Aduh Om ,Alhamdulilah Om berkenan menelpon. Tadi ayah drop lagi dan begitu sadar,langsung menanyakan tentang Om Bram. Boleh saya kasihkan telpon kepada ayah ?" 

Dan Bram menjawab:"Ya ya Yanti,mana ayahnya?" 

.... Dan sesaat terdengar suara laki laki menangis ....Bram maafkan awak... maafkan ."dengan suara hampir tidak terdengar.Dan Bram langsung menjawab:"Sudah lama saya maafkan Teddy. jangan pikirkan lagi masalah lama. sudah saya ikhlaskan. yang penting cepat sembuh ya"

Dan kembali suara Teddy meratap" Alhamdulilah... terima kasih  Bram..."  dan Teddy tidak kuasa melanjutkan . Sesaat kemudian terdengar suara Yanti menangis...."Om Bram...ayah sudah pergi meninggalkan kita selama lamanya.. wajahnya damai ..Terima kasih Om Bram sudah memanfaafkan ayah ..Ternyata ayah bertahan hanya untuk mendengarkan kata maaf dari Om..

Mata Bram basah oleh air mata. Ia hanya bisa mengucapkan :"Pergilah dengan damai sahabatku...semoga diterima disisi Tuhan"  Memaafkan itu sangat melegakan hati dan memberikan kedamaian bagi yang dimaafkan...

(fiction from true story) 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun