Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Kehidupan ( Bagian ke-5)

27 Februari 2021   05:23 Diperbarui: 27 Februari 2021   05:37 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Suatu Hal Yang Tidak Masuk Akal Itupun Terjadi

Setelah banjir menyurut dan Edy bersama isterinya Leni ,serta Mardi putra mereka yang belum genap berusia 4 tahun,duduk menikmati masing masing semangkuk mie kuah ,yang dibeli dari hasil orderan Shiryley Pelanggan baru mereka.Edy seperti biasa memanfaatkan waktu makan bersama untuk saling curhat antara suami isteri dan anak mereka .

Kata Edy kepada isterinya :" Sayang,ternyata banyir malam tadi ,membawa berkat untuk kita ya. Biasanya yang datang membeli kelapa parut hanyan memesan satu atau dua butir kelapa.Tapi kali ini sekaligus 10 butir kelapa dan bukan hanya satu kali,tapi setiap hari. Berarti setiap hari sudah ada masukan kita 10 x 5 rupiah= 50 Rupiah. " Dan dengan mata yang berbinar binar,Leni mengiyakan apa kata suaminya . 

Pada masa  itu,dapat menikmati semangkuk mie instant ,sungguh seakan merupakan makanan "surgawi" bagi mereka

Hari itu,seperti disarankan suaminya,Leni tinggal dirumah sepanjang hari, membantu membersihkan tempat tinggal mereka yang kumuh dan semakin kumuh akibat banjir langganan datang malam tadi.

Sementara suaminya sejak tadi sudah pamitan untuk bekerja serabutan. Karena pasar dimana mereka tinggal adalah Pasar Pagi ,yang hanya ramai dikunjungi sejak dari subuh hingga jam 10 pagi dan setelah itu sepi.

Sementara itu ,Mardi putera mereka,yang biasanya ikut membantu ,mengumpulkan sabut kelapa dan menyapu lantai,hari ini ikut membantu mamanya membersihkan kedai dan sekaligus tempat tinggal mereka,sambil berkata pada mamanya :" Ma, banyak yang pesan kelapa parut ya . berarti tabungan Mardi akan semakin banyak ya ma. Nanti kalau sudah cukup uang tabungannya,Mardi mau dibelikan sepeda roda tiga yang bekas ya ma"

Dan sambil terus bekerja,Leni menjawab :" Ya bolehlah sayang,kan papa juga sudah bilang,kalau papa dapat uang lebih,kekurangannya papa yang akan menambahkan" .Biasanya,setiap hari ,disaat anak anak seusianya masih terlelap tidur dikasur empuk dalam pelukan ibunda,justru Mardi sudah bangun dan ikut membantu mengumpulkan sabut kelapa yang berserakan.

Sabut ini ,dijemur dan dijual .Hasilnya dikasihkan untuk Mardi ,yang dimasukkan kedalam celengan yang terbuat dari tanah liat, selama setahun sudah 2 celengan yang penuh dengan uang recehan.

Ketika Malam Tiba

Saat senja mendatang, hari mulai mendung lagi dan gerimis turun ,Leni sejak tadi sudah celigak celiguk,gelisah suaminya masih belum pulang, Apalagi sudah berberapa kali anaknya bertanya:"Ma,papa kog belum pulang ya ma?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun