Mohon tunggu...
Tjan Sie Tek
Tjan Sie Tek Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha, Konsultan, Penerjemah Tersumpah

CEO, Center for New Indonesia; Sworn Translator, member The Indonesian Translators Association (Ind. HPI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar Bisnis Properti dari BUMD Gajah China: Greenland Group, Shanghai

4 Desember 2018   12:36 Diperbarui: 8 Desember 2018   12:03 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 2 September 2015, aastocks. com memberitakan bahwa SGIC membeli 4,81 juta lembar saham Greenland Group. 

Kedua hal itu menunjukkan keyakinan para pegawai pada prospek perusahaan.

2. Modal awal sangat kecil: USD 2,9 juta pada 1992 (per akhir 2017 punya ekuitas sekitar USD 11 miliar, atau naik sekitar 380 x selama 25 tahun), dimulai dengan membangun sejumlah green belt (bidang terbuka di sekitar kota di mana pembangunan dibatasi) di Shanghai.

3. Pengembang produk-produk properti kelas menengah-atas: gedung apartemen, kondo, kantor, mall dll. Pembangun banyak mall di sekitar stasiun kereta api bawah tanah (subway, atau MRT) di China a.l. Beijing Greenland, dan daerah pertokoan a.l. Fangshan Greenland.

3.1 Di luar negeri, misalnya AS, Australia, Kanada, sebagian produk proyek-proyek propertinya ditawarkan kepada orang-orang tajir China yang gemar investasi properti di LN. Proyek-proyek itu dibeli, dibangun dan dioperasikan secara mandiri maupun patungan dengan pderusahaan-perusahaan properti dan terkait yang ternama di dunia.

3.2 Pada Maret 2016, meneken perjanjian jual-beli dan pengelolaan properti senilai sekitar USD 4 miliar dengan Amare Investment Management Group. Perjanjian itu mewajibkan Amare mengambil-alih hotel-hotel Greenland Group yang sudah ada di China dan LN. Kemudian, Amare akan mendirikan perusahaan patungan dengan Greenland untuk mengelola hotel-hotel itu. Lalu, perusahaan patungan itu akan mengkontrakkan operasi hotel-hotel itu ke perusahaan-perusahaan yang ternama dalam industri perhotelan, yang mencakupInterContinental Hotels Group, Starwood, JW Marriott dan Melia Group. Perundingan mendalam tentang perjanjian itu makan waktu sekitar 2 tahun. (Greenland Group and Amare in multi-million dollar property deal, The Business Times, Singapura, 11 Maret 2016) 

3.3 Melalui perusahaan anaknya di Hong Kong,  mendirikan Silk Road Integrated Real Estate Fund (Perusahaan Pengelola Dana Real Estate Terpadu Jalan Sutra), dengan nilai USD 8 miliar,  untuk jangka waktu 8 tahun, secara kongsi dengan Kuwait Strategic Investor pada April 2016, untuk investasi di real estate dan properti kelas dunia tingkat 1. 

3.4 Pada Maret 2017 di Malaysia, membeli sepetak lahan senilai RM 600 juta di Iskandar Malaysia, yang dicanangkan untuk pembangunan properti campuran yang terpadu yang menghadap laut. Lahan itu berukuran 5,58 hektar, terletak di Teluk Danga dan dibeli dari Iskandar Waterfront Sdn Bhd (IWH). Greenland dan IWH akan membangunnya dengan dana RM 2,2 miliar secara kongsi dengan IWH. Ditargetkan akan selesai dibangun dalam 5 tahun. Greenland juga mengincar dua atau tiga petak lahan lain di Johor dan akan memfinalkan segera pembicaraan dengan  IWH serta perusahaan-perusahaan asosiasi IWH. Greenland juga  sedang mengadakan pembicaraan tingkat tinggi untuk membeli 60 hektar lahan lagi di pasar properti Iskandar Malaysia yang sedang booming.

IWH adalah usaha patungan pemerintah dan swasta yang melibatkan pemerintah federal dan negeri bagian Malaysia serta para investor dalam negeri. IWH adalah pengembang induk untuk lahan sekitar 1.620 hektar yang menghadap laut di sisi-sisi bagian timur dan barat Johor Causeway (jalan yang ditinggikan melewati rawa-rawa dll). IWH berencana mengandalkan kekuatan Greenland dalam pembangunan properti komersial campuran, yang mencakup hotel-hotel dan menara-menara hunian kelas atas, untuk berinvestasi di proyek-proyek properti yang terkemuka di Iskandar Malaysia dan land bank luas milik mereka yang menghadap laut. (Greenland Group seals Iskandar land deal, Malaysian Reserve, 31 Maret 2017)

4. Falsafah bisnis yang pragmatis: "Invest first. Ask questions later." ("Investasi dahulu, baru bertanya") (dikutip dari Mingtiandi, Asia Real Estate Intelligence)

5. Proyek-proyek pemukimannya (apartemen dan kondo) ditujukan untuk dijual; yang komersial (perkantoran, shopping mall dll) untuk dijual dan disewakan; hotel-hotel dibangun untuk dimiliki, dijual dan dioperasikan; infrastruktur (kereta api perkotaan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun