Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sepi Peminat, 10 Merk Mobil yang Nyaris Tak Dilirik!

10 Oktober 2025   19:21 Diperbarui: 10 Oktober 2025   15:18 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10 Merek Mobil Paling Sepi Peminat di September 2025 Leni Wandira

Sementara itu, Polytron, merek lokal yang baru terjun ke pasar mobil listrik, menunjukkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan, dari 12 unit menjadi 29 unit dalam sebulan.

Mobil listrik Polytron G3 dan G3+, dengan harga mulai Rp299 juta, berhasil menarik perhatian pembeli yang mencari EV murah dengan merek yang sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia.

Langkah Polytron ini bisa jadi awal kebangkitan merek lokal di dunia kendaraan listrik, meski jalan yang harus mereka tempuh masih panjang.

Volvo, Dari Ikon Keamanan Jadi Korban Tren

Volvo Cars mencatat penjualan 10 unit pada September 2025, turun dari 16 unit bulan sebelumnya. Merek yang dulu dikenal karena reputasi "paling aman di dunia" ini tampaknya kesulitan menemukan tempat di hati konsumen modern Indonesia.

Masalahnya bukan pada kualitas. Volvo masih unggul dalam fitur keselamatan dan kenyamanan. Namun citranya kini terlalu "kalem" di tengah pasar SUV yang makin agresif. Konsumen Indonesia lebih suka tampilan gagah dan fitur canggih, sementara Volvo tetap berpegang pada kesan elegan yang understated.

Ironisnya, ketika keamanan dan efisiensi energi justru menjadi isu penting, merek yang paling peduli pada hal itu malah tersingkir dari radar konsumen.

Volkswagen dan Mini, Mewah, Tapi Tak Lagi Relevan

Merek asal Eropa lainnya, Volkswagen dan Mini, juga mengalami nasib serupa.

Volkswagen hanya berhasil menjual 24 unit (turun dari 35 unit), sementara Mini menjual 47 unit, jauh lebih sedikit dari 69 unit pada bulan sebelumnya.

Keduanya menghadapi masalah yang mirip, harga tinggi, aftersales terbatas, dan model yang tidak mengikuti selera lokal.

Volkswagen misalnya, dikenal dengan desain klasik dan performa mantap, tapi jaringan diler dan bengkel resminya masih terbatas di Indonesia. Mini, di sisi lain, memang punya penggemar setia, tapi sulit menarik pembeli baru karena harganya mendekati SUV premium dari Jepang yang lebih besar dan praktis.

Konsumen kini ingin mobil yang "value for money", bukan sekadar bergengsi di jalan.

KIA dan Neta, Di Antara Persaingan dan Persepsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun