Sebuah showroom mewah di sudut Jakarta. Lampu-lampu terang memantulkan kilau bodi mobil elegan berlogo empat cincin. Namun tak ada langkah kaki masuk, tak ada calon pembeli bertanya harga, bahkan brosur pun masih rapi di meja resepsionis.
Itulah potret sunyi merek Audi di Indonesia, sebuah ironi di tengah riuhnya pasar otomotif yang terus bergeliat.
Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) untuk September 2025 menunjukkan fenomena menarik, di saat beberapa merek lokal dan Jepang masih ramai diburu, sejumlah merek Eropa justru makin kehilangan pamor. Audi, Volvo, hingga Volkswagen kini masuk daftar merek mobil paling sepi peminat di Tanah Air.
Audi, Volvo, KIA, hingga Volkswagen masih jadi merek mobil paling sepi peminat di Indonesia pada September 2025, di tengah tren mobil listrik yang naik. - Tiyarman Gulo
Pasar Mobil Lesu, Audi Tetap Jadi yang "Tersepi"
Penjualan mobil nasional pada September 2025 hanya mencatat 63.723 unit, turun dari 66.518 unit pada bulan sebelumnya. Meski penurunan ini tidak terlalu besar, tanda-tanda perlambatan mulai terasa. Konsumen tampaknya menahan diri, entah menunggu model baru, diskon akhir tahun, atau sekadar menjaga dompet di tengah ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Namun di antara semua merek, Audi menempati posisi paling "sunyi".
Di seluruh Indonesia, merek premium asal Jerman ini hanya berhasil menjual 1 unit mobil sepanjang bulan September. Angkanya sama seperti bulan Agustus.
Padahal, Audi punya jajaran model yang cukup lengkap. Mulai dari Q3 seharga Rp1,1 miliar hingga Q8 yang tembus Rp2,7 miliar. Tapi harga fantastis ini justru jadi batu sandungan. Bukan karena kualitasnya buruk, tapi karena pasar mobil mewah di Indonesia kini telah berpindah arah, ke SUV hybrid, mobil listrik, dan merek-merek yang lebih "berani tampil beda".
Audi, sayangnya, belum berhasil membangun daya tarik emosional baru bagi konsumen Indonesia yang kini lebih melek teknologi.
Seres dan Polytron, Kecil Tapi Naik Daun
Di tengah daftar merek yang sepi, ada dua nama yang justru mencuri perhatian, Seres dan Polytron.
Seres, merek yang dikenal dengan kendaraan listrik asal Tiongkok, berhasil meningkatkan penjualannya dari 7 unit di Agustus menjadi 9 unit di September. Kenaikan kecil memang, tapi tetap menjadi sinyal positif di tengah tren penurunan umum.
