Lucunya, mimpi lolos Piala Dunia ini kayak cermin kecil kehidupan kita. Kita sering diejek, sering diremehkan, tapi kita terus maju, dengan gaya kita sendiri. Kadang berantakan, tapi selalu kompak kalau sudah di ambang keajaiban.
Kita mungkin bangsa yang suka bercanda, tapi justru karena itu, kita kuat. Tawa kita bukan pelarian, tapi bentuk perlawanan terhadap kenyataan yang berat.
Jadi kalau nanti Indonesia beneran tampil di Piala Dunia, tawa itu bakal berubah jadi air mata, bukan karena sedih, tapi karena bangga.
Dari Ejekan Jadi Kebanggaan
Aku masih ingat dulu orang sering bercanda, "Indonesia masuk Piala Dunia? Tunggu kiamat dulu." Nah, kalau benar kejadian nanti, aku mau update status, "Kiamat kecil sudah tiba, tapi rasanya menyenangkan."
Dan ketika kamera televisi menyorot para pemain Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan di Amerika, aku tahu, semua canda, semua tawa, semua meme yang dulu kita buat, akhirnya punya makna.
Karena ternyata, di balik semua lelucon itu, kita memang selalu punya satu hal yang sama, cinta pada negeri ini.
Jadi, Aku Akan...
Kalau Indonesia lolos Piala Dunia 2026, aku nggak akan janji muluk. Aku nggak akan potong rambut botak, apalagi lari keliling Monas.
Aku cuma mau satu hal sederhana, percaya bahwa kita bisa.
Karena buat bangsa yang sudah lama terbiasa dengan "hampir menang", akhirnya "benar-benar lolos" adalah bentuk kemenangan spiritual.
Dan kalau nanti kamu nonton aku nangis di depan TV, jangan ketawain, ya. Aku cuma lagi membuktikan, bahwa mimpi yang dulu terasa mustahil, bisa jadi nyata, asal kita nggak berhenti percaya.
Karena kalau Indonesia bisa tembus Piala Dunia, berarti nggak ada lagi yang mustahil di dunia ini. Bahkan, mungkin mantan pun bisa balikan. Tapi tolong, jangan. Fokus ke bola dulu.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI