Seorang dosen, sosok yang biasanya kita kenal dengan wibawa dan ketenangan, tiba-tiba berguling di tanah, pura-pura stroke, lalu terekam kamera. Adegan itu bukanlah potongan sinetron, melainkan kejadian nyata di Malang. Dalam hitungan jam, video tersebut sudah beredar luas, mengundang tawa, geram, sekaligus rasa heran dari warganet. Apa yang sebenarnya terjadi?
Dosen UIN Malang viral pura-pura stroke saat didatangi polisi, berawal dari konflik tetangga hingga laporan hukum, kampus netral, publik gaduh. - Tiyarman Gulo
Awal Mula Konflik, Perseteruan yang Memanas
Sebelum heboh dengan aksi “berguling” yang jadi bahan candaan netizen, persoalan ini ternyata punya akar panjang. Seorang warga melaporkan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan berbagai tuduhan serius, mulai dari pelecehan seksual, pencemaran nama baik, hingga perusakan aset usaha rental mobil.
Pelapor, yang juga tetangga sang dosen, mengaku sudah berkali-kali mendapat perlakuan merugikan. Mulanya, ia memilih diam karena masih menghormati dosen tersebut sebagai seorang kyai sekaligus tenaga pendidik. Tapi lama-kelamaan, tuduhan, fitnah, hingga tindakan yang merugikan membuatnya tak tahan. Ia pun akhirnya speak up dan menempuh jalur hukum.
Menurut pengakuannya, kasus ini bukan hanya merugikan secara pribadi, tapi juga berpotensi meresahkan masyarakat sekitar. Dari sinilah konflik pribadi mulai membesar dan melibatkan aparat.
Detik-Detik Aksi Viral, Berguling dan Pura-Pura Stroke
Puncak drama terjadi ketika aparat kepolisian mendatangi sang dosen. Alih-alih bersikap tenang atau mengikuti prosedur, dosen itu justru melakukan tindakan tak biasa, menjatuhkan diri ke tanah, berguling di lahan pertanian, hingga berpura-pura mengalami stroke.
Adegan itu terekam jelas dalam video yang pertama kali diunggah akun Instagram @radarbonang. Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat bagaimana situasi menjadi ramai, warga yang menonton pun kebingungan antara ingin membantu atau justru heran melihat kelakuan sang dosen.
Tak butuh waktu lama, video itu menyebar ke berbagai platform media sosial. Netizen langsung “berpesta” dengan komentar-komentar sarkas, meme, hingga candaan tentang “akting level sinetron” yang diperlihatkan sang dosen.
Reaksi Netizen, Simpati atau Cibiran?
Di dunia maya, kasus ini seolah jadi tontonan massal. Sebagian netizen mengecam tindakan sang dosen, menilai bahwa aksinya hanyalah cara untuk menghindari proses hukum. Ada juga yang menyebutnya sebagai “jurus baru” agar tidak ditangkap.
Namun, tak sedikit pula yang justru merasa simpati, menganggap sang dosen sedang berada dalam tekanan psikologis yang besar sehingga memilih “jalan dramatis” untuk melampiaskan emosinya.
Komentar-komentar lucu pun bermunculan,
- “Ini dosen atau aktor FTV sih?”
- “Jangan-jangan habis ini masuk nominasi pemeran utama terbaik.”
- “Bisa banget bikin masyarakat gagal fokus.”